Ia menjelaskan dana persiapan atlet tak akan terlambat karena bebannya kini sudah beralih ke cabang olahraga. Pascapembubaran Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak PRIMA), masing-masing cabor mengambil tugas menyusun program dan anggarannya sendiri.
Hal itu seperti yang tertuag dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 95 tahun 2017 tentang Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional. Setiap cabor diminta langsung mengajukan proposal kepada Deputi IV Kemenpora agar langsung diproses.
Baca: Fajar/Rian Takluk, Indonesia Pulang dengan Tangan Hampa
"Kami akan memaksimalkan yang di Deputi IV Kemenpora. Kami yakin berjalan lancar karena sebenarnya beban beratnya nanti bukan di Deputi IV, tapi ada di cabor," ujar Gatot usai pertemuan dengan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan masing-masing cabor.
"Dalam pertemuan tadi saya bacakan pasal per pasal tentang kewajiban cabor. Mulai dari promosi, degradasi, kriteria kemudian tentu masalah mereka untuk menetapkan atlet. Lalu penganggaran itu ada pada mereka semua," sambungnya.
Ia pun memastikan kegelisahan cabor mengenai telat cairnya dana anggaran tidak akan terulang. Pun, jika masih tertunda, jelasnya, hal itu dikarenakan pemecahan Kuasa Pemegang Anggaran (KPA).
"Dulu tanggungan cabor memang sampai empat bulan atau sampai April baru cair. Tapi nanti saya jamin tidak ada lagi cerita. Saat itu tertunda karena ada pemecahan Kuasa Pemegang Anggaran (KPA). Tapi nanti tidak akan terjadi lagi, Asian Games kan Agustus 2018 mendatang, jika cair bulan April kan bisa jadi tragedi," tutupnya.
Video: Final Bitburger Open, Fajar/Rian Takluk dari Pasangan Denmark
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News