Keberhasilan perolehan medali emas diakui atlet yang akrab disapa Sisil ini merupakan sebuah perjuangan yang berat. Pasalnya, lawan yang dihadapi merupakan atlet unggulan di cabor tersebut untuk meraih medali emas yakni dari Sulawesi Selatan, DKI Jakarta dan Jawa Barat.
"Sebetulnya, tantangan buat saya sangat berat apalagi lawan-lawannya cukup bagus juga. Tapi dari mental sendiri yang harus bisa berusaha tampil lebih lepas dan yakin bisa juara," ujar Sisil usai pengalungan medali.
Dalam partai final, Sisil harus susah payah memperagakan jurus chatan yara kusanku yang berhasil ditunjukkan dengan baik. Diakui Sisil, jurus tersebut merupakan salah satu jurus yang memiliki tingkat kesulitan cukup tinggi.
"Pakai jurus chatan yara kusanku memang pilihan saya sendiri. Meski resikonya cukup tinggi, tapi saya yakin bisa. Jurus itu memang memiliki nilai tinggi selain cukup sulit juga dalam memperagakannya," tuturnya.
Sisil pun bersyukur dan bangga bisa mempersembahkan medali emas bagi Jatim setelah melakukan persiapan yang cukup panjang untuk berjuang di pesta olahraga empat tahunan tersebut. Ia kini merasa cukup lega telah mengolekai satu emas, dan berharap menjadi awal yang baik.
"Tentu saya bersyukur atas medali emas ini. Saya persembahkan untuk masyarakat Jawa Timur," tutupnya.
Sementara itu, atlet karate tuan rumah Jawa Barat yakni Yulianti Syafrudin harus puas menempati posisi kedua dan berhak atas medali perak. Sedangkan untuk juara bersama peringkat ketiga diraih oleh karateka asal Sulawesi Selatan Magfirah Syamsul Alam dan Karateka dari DKI Jakarta Ade Ayu Asdhaniaty yang harus puas hanya mendapat medali perunggu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News