Otoritas Rusia, Senin 8 Agustus lalu, menyatakan akan mengambil langkah-langkah hukum untuk membatalkan putusan tersebut.
Keputusan untuk mengeluarkan seluruh kontingen Paralimpiade Rusia dari gelaran Paralimpiade 2016 sendiri, diumumkan oleh Komisi Paralimpiade Internasional (IPC) pada Minggu (7/8) lalu.
Hal tersebut berarti sedikitya 250 atlet Rusia akan melewatkan gelaran Paralimpiade pada 7-18 September mendatang.
Skandal sama juga membuat sedikitnya 109 dari 387 atlet kontingen Rusia untuk Olimpiade Rio yang kini tengah berlangsung dilarang berlaga, termasuk seluruh skuat di cabang atletik.
Bermula dari laporan Badan Anti Doping Dunia (WADA) yang menemukan bahwa pemerintah Rusia dan badan intelijen Rusia (FSB) selama bertahun-tahun telah menutup-nutupi ratusan kasus doping yang meliputi berbagai cabang olahraga utama, termasuk dalam kegiatan Paralimpiade.
Temuan tersebut telah mengguncang olahraga Rusia dan mencoreng capaian dari Olimpiade musim dingin 2014 di Sochi yang terlaksana atas peran Presiden Vladimir Putin.
Presiden Komisi Paralimpiade Rusia (RPC) Vladimir Lukin mengatakan pelarangan pada negaranya untuk ikut serta dalam Paralimpiade Rio merupakan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat.
"Mayoritas olahragawan yang dilarang ambil bagian dalam gelaran itu, adalah olahragawan yang benar-benar bersih. Apa yang datang duluan, kejahatan atau hukuman?" kata Lukin.
Lukin mengatakan kepada kantor Berita Rusia keputusan pada dua kelas olimpiade tersebut berbau politis serta mempertanyakan sikap IPC yang awalnya memuji pada atlet Paralimpiade Rusia dan berubah secara tiba-tiba.
"Sepekan yang lalu, semuanya baik-baik saja, lalu, sepekan kemudian sesuatu terjadi dan semuanya menjadi buruk. Tentu saja, hal itu menimbulkan pikiran-pikiran tertentu," ujar Lukin.
Lukin mengatakan RPC siap untuk membuktikannya telah memenuhi semua kewajiban anti-doping. Dia menyatakan hanya 20 dari 35 atlet Paralimpiade yang positif dalam tes doping, telah ditutup-tutupi antara 2012 dan 2015. Menurut WADA, ada hubungannya dengan RPC.
Pernyataan Lukin tersebut juga digemakan oleh pejabat olahraga di Rio yang mengatakan pelarangan keseluruhan tersebut tidak pantas dan mempertaruhkan hukuman bagi atlet yang bersih.
"Kami sangat prihatin atas keputusan IPC tersebut. IPC yang telah memutuskan untuk 'mencoret' keikutsertaan Rusia, telah memberlakukan tanggung jawab kolektif atas pengadilan individu," kata Presiden ANOC Seikh Ahmad Al-Fahad Al-Sabah.
Tetapi WADA dan otoritas anti-doping lainnya mengatakan larangan itu dibenarkan dalam menanggapi skema doping yang didukung negara.
"IPC telah benar menempatkan prinsip dalam membuat keputusan yang paling sulit ini di depan politik. Karena sistem olahraga Rusia dan pemerintah telah mengkhianati atlet bersih di Rusia dan di seluruh dunia," kata Pimpinan Organisasi Institut Anti Doping Nasional (INADO) Doug MacQuarrie.
Menteri Olahraga Rusia Vitaly Mutko, Minggu, mengatakan pihak Moskow akan mengajukan banding pada Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) di Swiss. Hal tersebut juga dikonfirmasi Lukin yang menegaskan bahwa Rusia akan terus maju melalui jalur hukum.
Sementara, Putin juga mengaitkan skandal doping tersebut ke dalam plot politik, yang pandangannya tersebarluaskan di Rusia.
Harian Komsomolskaya Pravda dalam editorialnya juga menyebutkan musuh-musuh Rusia ada di balik pelarangan terbaru. Akibatnya banyak difabel yang terpinggirkan oleh sikap sosial regresif serta dukungan negara yang tidak memadai. Beberapa atlet-atlet berkebutuhan khusus Rusia adalah yang terbaik di dunia.
Atlet Paralimpiade Rusia meraih medali terbanyak di Sochi setelah mendapatkan tempat kedua di London 2012 di belakang Tiongkok.
Pelarangan Rusia dari Paralimpiade Rio sendiri merupakan kepedihan dari negara yang telah lama memiliki kebanggaan dan prestise dari kesuksesan olahraganya.(Ant)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News