Dian memang menjadi salah satu kekuatan JEP sebagai upaya mendominasi Proliga dalam tiga musim beruntun itu. Jadi sangat jelas perbedaan yang dia rasakan dari musim ke musim.
"Rasanya puas karena kerja keras kami selama ini, latihan kami, dan dengan banyak problematika baik di dalam maupun dari luar tim akhirnya semua terbayar," ujar Dian.
"Menurut saya sih musim ini yang paling sulit. Karena selain target kami hattrick, pasti ada beban yang cukup berat. Sebab tahun kemarin belum ada target seberat ini. Karena mempertahankan lebih sulit daripada merebutnya," jelasnya.
Melawan Jakarta Pertamina Energi di final Minggu 23 April, merupakan partai ulangan buat JEP. Kedua tim sempat bertemu pada tahun lalu. Menimbang kekuatan lawan, Dian menganggap tak ada perubahan. Justru pemain yang berposisi Open Spiker itu mengaku perubahan kekuatan ada dalam timnya.
Baca juga: Tanpa Kesulitan Tim Putra Jakarta Pertamina Juara Proliga 2017
"Kekuatan Pertamina Energi sih sama saja dibandingkan tahun lalu. Tapi saat final kemarin itu ada pemain kami yang banyak cedera. Jadi bisa dibilang kekuatan kami pincang," terangnya.
Dian bergabung bersama JEP sejak musim 2012. Selama lima tahun berkostum JEP, mahasiswi jurusan Informatika di kampus Medan ini telah mempersembahkan tiga gelar juara di ajang Proliga untuk JEP.
Video: ?Barcelona Pesta Gol ke Gawang Osasuna
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News