"Ada dua peringatan disini dan satu pelanggaran (technical foul). Jelas itu yang mengakibatkan didiskualifikasi. Dua peringatan sudah dibidikkan, terus yang ketiga menghalangi lawannya sehingga hampir jatuh. Tiga hal itu sudah cukup menjadi dasar kami untuk mendiskualifikasi mereka," kata Danny usah menyaksikan pertandingan tersebut.
Hal itu diajui Danny tidak bermaksud melakukan intervensi pada pertandingan tersebut. Akan tetapi, lanjutnya, menginginkan kejuaraan sepatu roda di PON 2016 Jabar ini berjalan dengan sportif.
(Baca: Didiskualifikasi, Tim Sepatu Roda Putri Jabar Gagal Raih Emas)
"Kenapa ini terjadi semuanya. Dan ini memang banyak bermula dari kesepakatan-kesepakatan yang tidak dihormati. Kalau kesepakatan dihormati saya rasa tidak akan ada masalah," imbuhnya.
Disinggung mengenai kesepakatan tersebut, Danny enggan untuk membeberkan hal kesepatakan yang dimaksud. Ia pun menegaskan, dalam pertandingan harus berjalan dengan sportif tanpa pandang bulu termasuk kepada tim tuan rumah.
Danny pun mempersilakan kepada tim tuan rumah untuk melakukan protes atas hasil tersebut. Namun ia meminta agar aksi protes tersebut harus dilakukan sesuai dengan jalur yang berlaku.
(Baca: Penantian Panjang Tim Tenis Meja Jabar Terjawab)
"Mau protes silakan. Tapi melalui jalur yang benar. Bukan bilang panitia enggak becus atau panitia tidak adil," tegasnya.
Atas keputusan tersebut, tim putri Jabar gagal meraih medali emas meski sudah mencatatkan waktu tercepat yakni 07:39.001 detik. Dan harus merelakan keping emas terhadaai tim putri DKI Jakarta yang mencatatkan waktu 07:39.105 detik.
Video: Triadi Fauzi, Peraih Medali Emas Terbanyak di PON XIX 2016
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News