Seperti diketahui, salah satu atlet putri Malaysia yang belum disebutkan namanya, gagal tes doping selama mengikuti ajang SEA Games (KL2017) lalu.
Ketua komite medis Sea Games (SEAGF) Datuk Dr Surendar Singh Cheema melemparkan kasus ini kepada atlet yang bersangkutan. Jika ia ngotot hasil awal tak benar, maka sang atlet berhak mengawal uji coba sampel B yang berlangsung di India.
"Ini adalah prosedur yang sangat sederhana. Saat kami mendapatkan hasil sampel atlet, kemudian surat dikirim, dan menasehati atlet pada latihan berikutnya," ujar Surendar seperti dilansir New Straits Times.Klik di sini: Indonesia Berpeluang Besar Gelar Kejuaraan Reli Dunia
"Sekarang jika atlet telah memutuskan untuk tidak berada di sana (New Delhi), maka itu akan menjadi proses yang sangat lurus ke depan, tapi ketika atlet memilih hadir untuk mengamati bagaimana sampel B diuji, maka masing-masing pihak harus setuju pada hasil," terangnya.
Surender menambahkan kalau sang atlet diperbolehkan membawa pendamping. Biasanya dibutuhkan waktu dua sampai empat hari dari tes tersebut untuk mendapatkan hasil.
"Sejauh menyangkut kasus ini, atlet telah mengajukan permintaan agar sampel B diuji, dan sekarang kami hanya menunggu tanggal pengujian dari laboratorium," jelas Surendar.Klik di sini: Girboks Masih Berfungsi, Vettel Terhindar dari Penalti di GP Jepang
Jika hasilnya juga positif, maka sang atlet akan kehilangan medali emas yang dimenangkannya pada SEA Games lalu, di mana Malaysia meraih juara umum dengan memboyong total 145 emas.
Kasus ini menjadi pukulan telak buat Dewan Olahraga Nasional (NSC) yang sebelumnya menyebut dengan yakin kalau tidak ada atlet tuan rumah yang gagal dalam tes doping.
Kepala Unit Anti-Doping Malaysia (Adamas) S. Nishel Kumar mengatakan kalau mereka telah melakukan beberapa penyuluhan kepada atlet, untuk menghindari obat atau zat yang dilarang.Klik di sini: Halep Paksa Sharapova Bertekuk Lutut di Tiongkok Terbuka
"Bersama NSC, kami telah melakukan uji coba, seminar dan lebih banyak lagi untuk semua atlet yang terlibat dalam SEA Games. sejak Oktober tahun lalu," jelas Nishel.
"Ini adalah pertanyaan yang sangat sulit, karena kami melakukan tes kami secara berurut. Atlet tersebut bisa mengkonsumsi zat terlarang setelah melakukan pengujian negatif," terangnya.
Dapat dimengerti bahwa stimulan akan berada di dalam tubuh setidaknya dua hingga tiga minggu. Sementara zat yang lebih kuat seperti Streroid bisa tinggal lebih lama lagi. (New Straits Times)
Indonesia Peringkat Tiga Kejuaraan Dunia Wushu 2017
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News