Dalam pertarungan 12 ronde, Pacman julukan Pacquiao begitu kesulitan meladeni Ugas. Petinju kidal tersebut kalah postur dan jangkauan tangan. Jangkauan Ugas lebih panjang dan sukses membuat bingung Pacman.
Derita Pacquiao semakin bertambah karena dirinya mengalami kram kaki. Namun, Pacquiao tak mau menjadikan kram tersebut sebagai alasan kalah. Ia tetap menerima kemenangan Ugas.
"Saya punya rencana di atas ring, saya memiliki banyak teknik untuk melawannya (Ugas). Tapi, saya tidak mengatakan bahwa ini adalah alasan saya. Anda tahu, kedua kaki saya kram. Itu sebabnya saya tidak bisa bergerak," beber Pacquiao usai pertandingan.
Kram kaki yang dirasakan Pacquiao terjadi saat pertandingan baru berjalan dua ronde. "Kedua kaki saya kram dan menyakiti saya di ronde kedua sampai 12 ronde. Tapi, saya tidak membuat alasan. Itulah alasan mengapa saya tidak bisa bergerak dan saya hanya tinggal melawannya dari pukulannya. Itulah yang terjadi, jadi itulah tinju," beber petinju berusia 42 tahun.
Ugas berambisi koleksi sabuk juara kelas Welter
Usai kemenangan atas Pacquiao, Ugas ingin menggabungkan sabuk juara dunia kelas welter (66,6 kg)."Sekarang, rencananya adalah menyatukan gelar. Semua orang bilang dia juara, sekarang mereka tahu siapa juara sebenarnya," kata Ugas setelah mempertahankan gelar kelas welter WBA dari Pacquiao seperti dilansir Reuters.
Kemenangan atas Pacquiao membuat Ugas mendapat titel juara super WBA dan diprediksi membuatnya diincar petinju terbaik kelas welter lainnya. Dari empat gelar yang ada, Errol Spence Jr adalah pemilik gelar IBF dan WBC, sedangkan Terence Crawford memegang titel WBO.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News