The Emperor--julukan Kambosos sudah berusia 28 tahun saat mengalahkan Lopez yang empat tahun lebih muda dan belum terkalahkan. Kemenangan itu dia dapat setelah juri memberi nilai 115-11, 115-113, dan 113-114.
"Saya petarung Australia terhebat dalam sejarah," kata Kambosos seusai pertarungan seperti dikutip dari Fox sport.
Kambosos memang sangat berambisi untuk merengkuh gelar. Ia langsung menyergap dan sempat merobohkan Lopez di ronde pertama. Meski begitu, Lopez mampu bangkit dan memberikan perlawanan hingga ronde keenam di bawah dominasi Kambosos. Menurut Kambosos, strategi tampil agresif itu terinsipirasi dari pelatih ikonik Cus D'amato.
"Cus D'Amato memiliki pepatah yang bagus ketika Muhammad Ali melawan petinju luar biasa Joe Frazier. 'Anda memukulnya dengan tangan kanan terbaik yang pernah Anda lontarkan dalam hidup Anda di ronde pertama dan mengubah pertarungan'. Itulah yang saya lakukan, saya memiliki itu di kepala saya."
Kambosos mengaku sangat percaya diri bisa memenangi pertarungan walaupun banyak orang yang lebih mengunggulkan Lopez. Kambosos juga tak tergoyahkan dalam pengumpulan angka, meski sempat terjatuh pada ronde kesepuluh.
"Saya memiliki mentalitas itu, bahwa saya akan memukul orang ini dengan bersih, bahwa saya akan memukulnya dengan keras dan saya akan menjatuhkannya. Pertarungan berubah setelah itu,"
"Saya bukan raja, karena saya punya empat raja. Saya adalah kaisar!" kata Kambosos mengenai empat gelar yang kini digenggamnya.
Dalam pertarungan 12 ronde yang berlangsung seru itu, Kambosos memenangi 7 ronde, yakni ronde 1, 4, 5, 6, 7, 8, 11 dan 12. Sedangkan Teofimo Lopez Jr yang sempat bangkit tapi akhirnya kalah angka hanya mampu merebut kemenangan di ronde 2, 3, 9, 10. (ANT)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News