Simbol Olimpiade di Kota Tokyo. (Foto: AFP/Kazuhiro Nogi)
Simbol Olimpiade di Kota Tokyo. (Foto: AFP/Kazuhiro Nogi)

Menanti Prestasi Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020

Alfa Mandalika • 23 Januari 2020 21:39
Jakarta: Perhelatan Olimpiade 2020 Tokyo tinggal menghitung bulan. Kontingen Indonesia juga sudah bersiap untuk membidik prestasi di pesta olahraga terakbar sekolong langit itu.
 
Pada edisi terakhir Olimpiade di Rio de Janeiro, Indonesia mengirimkan 28 atlet dari tujuh cabang olahraga. Tujuh cabor itu ialah bulu tangkis, angkat besi, atletik, panahan, sepeda BMX, dayung, dan renang.
 
Indonesia menempati urutan ke-46 dan membawa satu medali emas dan dua perak. Ganda campuran bulu tangkis Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir menyabet emas. Sedangkan lifter Eko Yuli Irawan dan Sri Wahyuni meraih medali perak.

Kini, apakah Indonesia bisa memperbaiki posisi dan mendapatkan medali emas lebih banyak tahun ini?
 
Komite Olimpiade Indonesia (KOI) mulai memetakan potensi emas untuk tim Merah Putih di Olimpiade 2020 Tokyo.
 
Ketua tim asistensi dan analisis KOI Teuku Arlan Perkasa Lukman mengatakan, dirinya dan tim akan menghitung peluang jumlah atlet yang dapat mewakili Indonesia sekaligus potensi medali yang bisa diraih.
 
"Kami akan rapat dan melihat peluang untuk meloloskan atlet dan mengihung potensi medali untuk Olimpiade 2020," ujar Arlan.
 
Sejauh ini, sudah empat atlet yang dipastikan lolos Olimpiade 2020 Tokyo. Mereka adalah Lalu Muhammad Zohri dari cabang atletik, Vidya Rafika dari cabor menembak, dan dua atlet panahan Riau Ega Salsabila, dan Diananda Choirunisa. Sedangkan dua atlet dari cabang angkat besi Eko Yuli Irawan dan Windy Cantika Aisyah posisinya relatif aman untuk ke Olimpiade. Sebab, mereka berada di delapan besar dunia, yang merupakan syarat lolos ke Olimpiade.
 
Sementara sejumlah atlet dari cabor lain seperti bulu tangkis, angkat besi, dan balap sepeda masih berjuang mengikuti beberapa kejuaraan kualifikasi yang akan berlangsung sampai April mendatang.
 
Pemerintah menunjuk Chef fe Mission (CdM) Rosan Roeslani
 
Kemenpora dan KOI sudah menunjuk Chef de Mission (CdM) Indonesia untuk Olimpiade 2020. Rosan Roeslani resmi menjabat CdM yang diperkenalkan pada 31 Desember.
 
Penunjukan Rosan sebagai CdM di Olimpiade 2020 diumumkan langsung oleh Ketua Umum Komite Olahraga Indonesia (KOI)/National Olympic Comittee (NOC) Raja Sapta Oktohari di gedung Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
 
KOI menunjuk Rosan bukan tanpa alasan. Mereka mempercayakan Rosan karena punya pengalaman. Saat ini menjabat sebagai Ketum Pengurus Besar Persatuan Angkat Berat, Binaraga, Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABBSI).
 
"Atas nama pak menteri mewakili pemerintah Indonesia, kami semua bersepakat bahwa Chef de Mission (CdM) Indonesia untuk Olimpiade 2020 di Tokyo, dipercayakan kepada Ketua PB PABBSI (Angkat Besi), yaitu saudara Rosan Roeslani," ujar Ketua Umum KOI, Raja Sapta Oktohari.
 
"Dengan pertimbangan bahwa CdM Indonesia untuk olimpiade, sebaiknya memang diambil dari cabor yang sudah lolos di olimpiade. Dan angkat besi merupakan salah satu nomor yang hari ini sudah qualified untuk Oimpiade 2020 di Tokyo," lanjutnya.
 
Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali memastikan surat persetujuan penunjukkan Rosan sudah ditandatangani pada Kamis 26 Desember 2019.
 
"Tanggal 26 Desember yang lalu, saya sudah menandatangani surat tentang keputusan menunjukkan persetujuan penunjukan NOC Indonesia terhadap CdM yang akan memimpin Indonesia di Olimpiade 2020," kata Zainudin.
 
Rosan beserta jajaran langsung bekerja. Dia sudah melakukan koordinasi lanjutan dengan Menpora dan Ketua Umum KOI, Raja Sapta Oktohari.
 
Rosan berencana melakukan kunjungan ke seluruh cabor yang menjadi prioritas Olimpiade 2020.
 
"Kami berkomunikasi dengan Pak Okto. Kami akan bahas soal rumusan anggaran yang akan digunakan untuk pemusatan latihan dan kualifikasi. Kemudian kami akan menyambangi seluruh cabang olahraga prioritas yang diproyeksi di Olimpiade nanti," tutur Rosan.
 
Rosan bilang, April nanti, seluruh atlet yang tampil di Olimpiade akan diketahui.
 
"Kalaupun kepastian lolos baru diketahui April (untuk semua cabor di kualifikasi) setidaknya sudah ada gambaran siapa yang akan lolos. Saya berharap ada tambahan lagi dari beberapa cabor yang berpotensi masuk," jelasnya.
 
Target awal Indonesia
 
Ketua Kontingen alias Chef de Mission (CdM) Indonesia untuk Olimpiade 2020, Rosan Roeslani, berharap Indonesia bisa memperbaiki perolehan medali emas. Ia berharap, selain bulu tangkis, angkat besi bisa menyumbang emas.
 
"Insya Allah lebih baik dari 2016. Saya sih menargetkan satu emas dari angkat besi karena kami selalu sumbang medali tapi tidak pernah sumbang emas. Jadi semoga harapan kami bisa tercapai,"kata Rosan.
 
Mengenai jumlah atlet, dia berharap Indonesia bisa mengirim 31 atlet sebelum penutupan perhitungan poin pada April 2020.
 
"Harapan dari NOC ada 31 orang. Sekarang sih sudah ada lima cabor yang lolos walaupun dari bulu tangkis memberi detailnya berapa orang, dari angkat besi juga masih ada dua lagi yang diharapkan lolos dari empat yang kami target," tutur Rosan.
 
Atletik berpeluang menambah atlet untuk Olimpiade
 
Atlet lompat jauh putra Indonesia Sapwaturrahman hanya butuh "sejengkal" atau 20 cm lagi untuk bisa memastikan tiket tampil di Olimpiade 2020 Tokyo. Jarak lompatan terkininya makin mendekati limit.
 
Sapwa mengatakan, limit Olimpiade pada nomor lompat jauh adalah 8,22 meter. Sedangkan lompatan terbaiknya saat meraih perunggu Asian Games 2019 sudah mencapai 8,09 meter.
 
"Saya yakin kejar limit tampil di Olimpiade. Limit olimpiade 8,22 meter, (lompatan terbaik) saya 8,09 meter, terakhir 8,03 meter. Intinya saya hanya butuh sejengkal lagi terpaut 20 cm kalau mau main aman," ujar Sapwa di sela-sela latihan.
 
Demi mencapai target tersebut, Sapwa akan mengikuti beberapa kejuaraan yang akan berlangsung hingga Juni nanti. Terdekat, dia akan turun di Kejuaraan Asia Atletik Indoor yang berlangsung di Nanjing, Tiongkok pada 12-13 Februari mendatang.
 
Ia bertekad mencetak sejarah menjadi perwakilan atlet dari cabang atletik yang pertama kalinya tampil di pesta olahraga terakbar di dunia itu bersama rekannya, Lalu Muhammad Zohri.
 
"Saya yakin kejar limit tampil di Olimpiade. Intinya pengin cetak sejarah bersama coach di atletik karena belum pernah ada (tampil di olimpiade) sebelumnya," ujar pria berusia 25 tahun itu.
 
Hal senada juga disampaikan oleh pelatih lompat jauh Indonesia Arya Yuniawan Purwoko. Ia mengatakan, target lompatan sejauh 8,22 meter itu masih cukup realistis dikejar hingga kualifikasi Olimpiade berakhir.
 
"Ya (realistis). Naik 50 cm atau turun 50 cm di lompat jauh itu hal yang wajar. Pada saat Asian Games 8,09 meter, habis itu 7 meter di Malaysia. Lalu langsung naik lagi ke 8,03 meter di SEA Games," katanya.
 
Dengan teknik yang sudah makin matang, Sapwa diharapkan dapat memperbaiki lompatan 8,03 meter di SEA Games 2019 lewat event Kejuaraan Asia Atletik Indoor 2020.
 
Persiapan yang dilakukan oleh cabor potensi ke Olimpiade sudah sesuai rencana. Mereka akan fokus mengejar poin dengan mengikuti sejumlah kejuaraan.
 
Olimpiade 2020 Tokyo akan mempertandingkan 33 cabang olahraga dan 339 nomor. Ajang tersebut dimulai pada 24 Juli hingga 9 Agustus 2020. Beberapa cabor akan dipertandingkan sebelum upacara pembukaan dimulai.
 
Sementara itu, medali pertama akan diperebutkan di cabang menembak nomor 10 m air rifle putri pada 25 Juli pagi. Pada pertandingan hari pertama itu juga ada nomor final cabang panahan, balap sepeda, anggar, judo, taekwondo, dan angkat besi.
 
Panitia Tokyo 2020 mengatakan, dalam menyusun jadwal itu mereka sudah mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk audiens TV, kesetaraan jadwal putra-putri, popularitas cabang, dan peraturan federasi.
 
Video: Chelsea Vs Arsenal Berakhir 2-2
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ASM)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan