Shapovalov yang berasal dari Kanada sempat memberikan perlawanan dengan melancarkan 40 pukulan winner dan nyaris merebut set pertama. Namun, Djokovic mampu memperbaiki performa dan menunjukkan kapasitasnya sebagai juara bertahan serta petenis nomor satu dunia.
Djokovic sukses menyelamatkan 10 dari 11 break point yang ia hadapi dan hanya melakukan 15 unforced error. Hasil melawan Shapovalov sekaligus membuatnya makin dekat untuk menyamai rekor Roger Federer dan Rafael yang sudah mengantongi 20 trofi ajang Grand Slam.
Seusai laga, Shapovalov yang baru berusia 22 tahun meninggalkan lapangan dengan berurai air mata karena tak kuasa menahan kecewa. Namun menariknya, Djokovic mencoba menghiburnya dengan memberi tepuk tangan dan mengatakan bahwa Shapovalov bakal makin hebat di masa mendatang.
A sterling effort in just his 10th singles match at #Wimbledon
— Wimbledon (@Wimbledon) July 9, 2021
No doubt we'll be seeing plenty more of @denis_shapo on this stage in the future... pic.twitter.com/TnMlEIBAtf
"Saya tidak merasa skor itu cukup mencerminkan performa atau pertandingan ini. Dia (Shapovalov) melakukan serve untuk set pertama dan mungkin pemain yang lebih baik," kata Djokovic seperti dikutip AFP.
"Saya akan memberinya tepuk tangan meriah atas semuanya yang dia lakukan hari ini dan juga dua pekan belakangan ini. Kita akan sering melihat dia di masa depan, dia adalah pemain luar biasa," tambahnya.
Apabila mampu meraih titel Wimbledon tahun ini, Djokovic hanya butuh kemenangan di US Open untuk menjadi petenis ketiga dalam sejarah dan pertama sejak 1969 yang melengkapi kalender Grand Slam. Kemudian, Djokovic juga berpeluang melengkapi Golden Slam jika
menang di Olimpiade Tokyo.
"Saya mencoba memaksimalkan kemampuan di setiap pertandingan dan melihat apa yang terjadi. Di tahap karier saya sekarang, Grand Slam adalah segalanya dan saya merasa sangat terhormat membuat sejarah di olahraga yang sangat saya cintai ini," tutup Djokovic.
Selanjutnya pada final, Minggu 11 Juli waktu setempat, petenis Serbia berusia 34 tahun itu sudah ditunggu Matteo Berrettini yang berasal dari Italia. Berrettini sukses melalui semifinal setelah menundukkan Hubert Hurkacz. (ANT)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id