MoU Bebas Stunting untuk Mencetak Atlet Berpestasi yang dilakukan Kemenpora dan BKKBN (Dok. Kemenpora)
MoU Bebas Stunting untuk Mencetak Atlet Berpestasi yang dilakukan Kemenpora dan BKKBN (Dok. Kemenpora)

Menpora Enggan Stunting Pengaruhi Prestasi Atlet Indonesia

Rendy Renuki H • 10 Mei 2021 17:08
Jakarta: Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali enggan permasalahan stunting dapat mempengaruhi prestasi atlet di Indonesia.
 
Untuk itu, pihaknya bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Kerja sama itu sebagai langkah pencegahan dan untuk mencetak generasi sehat, unggul, dan berprestasi.
 
"Stunting menjadi urusan kita semua, jika hulunya baik maka tengah dan hilirnya akan baik," kata Amali saat penandatanganan MoU, di Wisma Kemenpora, Senin 10 Mei 2021.

"Jika hulunya tidak diurus dengan baik maka hilirnya yang diharapkan akan menghadirkan generasi muda yang tangguh dan unggul tidak akan tercapai," lanjutnya.
 
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama. Sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.
 
"Apa yang diharapkan dari bonus demografi juga menjadi harapan kita. Kita tak bisa membayangkan generasi yang akan datang masih mengalami stunting luar biasa," tutur Amali.
 
"Tentu tidak bisa mengharapkan generasi yang unggul, produktif punya daya saing dan harapan Indonesia Emas pada 2045 tentu akan menjadi harapan kosong," tambahnya pada acara yang mengangkat tema 'Bebas Stunting untuk Mencetak Atlet Berpestasi'.
 
Sementara, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menyampaikan hasil sensus penduduk pada 2020, sekitar 27 persen atau 70 juta jiwa adalah remaja berusia 10-24 tahun. Setiap tahunnya ada lima juta bayi lahir di Indonesia.
 
"Bertambahnya penduduk dan populasi generasi muda menjadi dominan sekali untuk di masa saat ini dan yang akan datang," kata Hasto.
 
Menurutnya, Presiden Joko Widodo memerintahkan segera melakukan percepatan penurunan stunting. Di mana generasi muda yang jumlahnya luar biasa ini menjadi penentu akan tercapainya sukses Indonesia Emas di 2045.
 
"Target Presiden sebesar 14 persen angka stunting tahun 2045, dengan harapan agar kualitas remaja dan pemuda Indonesia bisa meningkat," tutupnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ACF)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan