Keputusan IOC ini memicu perdebatan sengit netizen yang menuduh organisasi tersebut menerapkan standar ganda (double-standard) dalam penerapan nilai nondiskriminasi dan netralitas politik.
Awal Polemik
Kontroversi bermula ketika Indonesia menolak mengeluarkan visa untuk atlet Israel yang dijadwalkan mengikuti Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025. Pemerintah berdalih keputusan itu diambil dengan mempertimbangkan situasi politik dan keamanan dalam negeri, mengingat Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.Namun keputusan tersebut mendapat reaksi keras dari IOC. Melalui pernyataannya, IOC menegaskan bahwa Indonesia telah melanggar prinsip nondiskriminasi yang menjadi dasar penyelenggaraan olahraga internasional. Akibatnya, IOC merekomendasikan agar seluruh federasi olahraga dunia tidak menggelar kejuaraan internasional di Indonesia hingga ada jaminan bahwa seluruh atlet bisa berpartisipasi tanpa diskriminasi.
Kritik Netizen: IOC Standar Ganda
Kolom komentar di berbagai unggahan akun media sosial resmi IOC dipenuhi ribuan komentar dari warganet Indonesia. Inti dari kritik mereka adalah tudingan bahwa IOC menerapkan standar yang berbeda (double standard) dalam kasus Indonesia dibandingkan dengan kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia atau konflik geopolitik lain yang melibatkan negara adidaya.Banyak netizen yang mempertanyakan ketegasan IOC hanya muncul ketika kepentingan salah satu negara tertentu terganggu, sementara isu pelanggaran kemanusiaan yang lebih luas diabaikan. Netizen menekankan bahwa penolakan visa oleh Indonesia didasarkan pada prinsip konstitusi dan amanat Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 terkait ketertiban dunia dan perlindungan kepentingan publik.
“Double standar” tulis netizen di kolom komentar unggahan akun Instagram @iocmedia
“Hypocrite! Disgusting!,” tulis netizen di akun X @iocmedia.
“Bodo amat, Free Palestine!!!,” timpal netizen.
Baca juga: Jalin Kemitraan, Sonic Si Landak Bakal ada di Olimpiade |
Respons Tegas Pemerintah Indonesia
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Erick Thohir, telah memberikan tanggapan tegas mengenai sanksi ini melalui unggahan di akun Instagram resminya, @erickthohir. Erick menyatakan bahwa Indonesia menghormati keputusan IOC, namun Pemerintah tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip konstitusi."Kami di Kemenpora, sebagai wakil Pemerintah Indonesia, berpegang pada prinsip untuk menjaga keamanan, ketertiban umum, dan kepentingan publik dalam setiap penyelenggaraan event internasional," tulis Erick dalam unggahan di Instagram, Kamis, 23 Oktober 2025.
Erick juga memastikan bahwa meski ada sanksi tuan rumah, Indonesia tidak akan menghentikan partisipasinya di kancah olahraga internasional. "Indonesia akan terus berperan aktif dalam berbagai ajang olahraga di tingkat Asia Tenggara, Asia, maupun dunia, sehingga olahraga Indonesia dapat menjadi duta dan cerminan kedigdayaan bangsa di mata dunia," pungkasnya.
Dengan situasi ini, Indonesia dan dunia olahraga internasional kini menanti langkah lanjutan dari IOC, sembari melihat bagaimana warganet di media sosial terus menyuarakan pandangan mereka mengenai keadilan dan netralitas politik dalam olahraga global.
(Sheva Asyraful Fali)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id