"Engak apa-apa juara tiga," kata Chantika usai pertandingan, Semarang, Jawa Tengah, Selasa, 23 Juli 2019.
Pada pertandingan yang digelar di GOR Universitas Islam Negeri Walisongo, Semarang, medali emas pada cabang olahraga bola voli direbut oleh Thailand. Sedangkan medali perak direbut oleh Filipina.
Chantika dan kawan-kawan terkejut dengan kemampuan tanding Filipina yang begitu pesat dibanding ASG 2018 di Malaysia. "Di luar dugaan Filipina, soalnya kematin enggak seperti itu. Kalau kalah dari Thailand udah biasa," ujar Chantika menegaskan.
Chantika mengakui Thailand pada ASG 2019 memang main bagus. Dari segi permainan, tim voli Thailand juga begitu solid. "Thailand kompaknya lebih bagus," ungkap Chantika.
Chantika menilai kegagalan Indonesia membawa pulang emas yang ditargetkan karena kurang kompak dalam permainan. Dia menilai waktu pelatihan yang hanya dua pekan sebelum ASG dinilai masih kurang. "Kendalanya latihan kurang lama. Cuma dua minggu jadi enggak pernah nge-tim," jelas Chantika.
Prestasi lebih bagus didapat tim bola voli Indonesia. Tim voli Indonesia berhasil duduk di peringkat kedua dengan memperoleh medali perak.
Indonesia gagal membawa pulang medali emas, setelah takluk dari Thailand dengan skor 0-3. Pelatih tim voli putra, Udi Hermanto, mengatakan sebenarnya kekuatan Indonesia dengan Thailand seimbang. "Sebetulnya fifty-fifty. Artinya kondisi anak-anak fit juga," ujar Udi usai pertandingan.
Hanya saja, kata Udi, pada ASG 2019, tim Thailand kaya pengalaman dari Indonesia. "Tahun kemarin mereka sudah menata. Kami tidak ada sisa dari tahun kemarin. Ini anak-anak baru," jelas Udi.
Pertandingan bola voli berlangsung begitu semarak. Dibanding dengan cabang-cabang olahraga lain, pertandingan voli ASG 2019 begitu heboh.
Antusias suporter untuk mendukung tim Tanah Air, begitu terasa. GOR UIN Walisongo penuh sesak dengan ribuan suporter dan semarak dengan yel-yel suporter Indonesia.
Meski begitu menurut pelatih voli putri Indonesia, Mardwito Wahid, anak asuhnya justru sempat tertekan dengan teriakan dukungan suporter. "Kemarin sempat stres dengan penonton yang begitu banyak. Tapi sekarang sudah enjoy," ujar Mardwito.
Mardwito mengaku senang meski voli Indonesia hanya membawa pulang perunggu. Dia menyatakan setuju dengan waktu pelatihan tim Indonesia yang begitu singkat.
"Kita bersyukur anak-anak mentalnya terbangun. Kumpulnya dua minggu. Seleksi semingu, latihan seminggu. Targetnya harus emas. Idealnya tiga bulan minimal," jelas Mardwito.
Video: Inilah Daftar Pemenang Indonesia Open 2019
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id