Perjalanan Adi pada awalnya di babak perdelapan final dan perempat final cukup mulus. Di babak perdelapan final, ia menakhlukkan A Vivas (Ecuador) dengan catatan waktu 6,233 detik berbanding 8,601 detik.
Sementara, di perempat final ia mampu mengungguli N Bratschi (Amerika Serikat) dengan catatan waktu 5,793 detik berbanding 8,128 detik.
Sayangnya, saat bertanding di babak semifinal melawan A Nagaev (Rusia), Adi kandas sehungga gagal melaju ke babak final. Adi pun berebut perunggu bersama Y Tkach (Ukraina).
Adi menyandang peringkat tiga setelah menang dengan waktu 5,979 detik berbanding 8,717 detik. Sementara, peringkat satu dan dua diduduki atlet Rusia yakni A Nagaev dan S Rukin.
Adapun atlet junior putra lainnya yakni Seto gugur di babak perempat final dan Kiromal Katibin terhenti langkahnya di babak perdelapan final.
Manajer Tim Nasional Junior Indonesia Koentono Halim mengatakan tim Indonesia bisa mencatatkan waktu tercepat, tetapi bukan jadi pemenang. Menurutnya, keberuntungan tidak berpihak pada timnya.
"Hasil ini dipengaruhi banyak faktor. Kami semua kalah karena kesalahan sendiri, bukan kemampuan karena secara waktu kita tetap terbaik. Dan untuk tahun ini yang menang malah bukan yang tercepat hampir di semua kelas," ujarnya lewat siaran tertulis yang medcom.id terima pada Sabtu malam, 31 Agustus 2019.
Kepala Bidang Pengelolaan Pemusatan Pelatihan Olahraga Nasional, Asdep Olahraga Prestasi, Kemenpora, Bambang Hermansyah, mengungkapkan, capaian atlet-atlet muda cukup bagus pada ajang itu. Khusus ga pada babak delapan besar.
Ia mengapresiasi Adi yang mampu mendapat medali perunggu. Menurut dia, catatan waktu yang diraih claimber Indonesia pada catatan waktu terbaik untuk putra junior dari seluruh peserta.
"Mulai saat babak kualifikasi dengan catatan di bawah 6 detik oleh Adi dan Katibin," kata Bambang.
Ia menambahkan, pada babak delapan besar dan final four bukan hanya raihan waktu saja yang terpenting, tetapi mental juara yang dibutuhkan. Oleh karenanya, kata dia, perlu ada perbaikan performa bagi para atlet itu.
"Mungkin ini menjadi bahan pertimbangan bagi FPTI (Federasi Panjat Tebing Indonesia) ke depan untuk memprogramkan talenta-talenta ini agar dapat memperbanyak frekuensi pertandingan bertaraf internasional," ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id