Red Bull Rampage konsisten menghadirkan aksi paling liar di dunia sepeda gunung. Kompetisi ini menuntut peserta untuk meraih poin dari kecepatan, trik freestyle di udara, hingga kemampuan mengendalikan sepeda di tebing-tebing curam dan drop ekstrem — di lintasan yang mereka bangun sendiri. Salah satu fitur lompatannya bisa mencapai lebih dari 100 kaki, setara dengan gedung 10 lantai.
Polygon sebagai brand sepeda global asal Sidoarjo, Indonesia sempat menorehkan sejarah dengan memenangkan Red Bull Rampage dua kali, yakni pada 2015 dan 2017. Dua tahun belakangan ini (2024, 2025), Polygon juga kembali berpartisipasi untuk memfasilitasi tunggangan rider rookie (pendatang baru) asal Amerika Serikat, Luke Whitlock.
Semua peserta datang dengan ambisi besar untuk mencetak sejarah—termasuk Hayden Zablotny, pendatang baru yang menjadi kejutan besar tahun ini. Sementara itu, Luke Whitlock harus menjalani tahun keduanya dengan crash akibat kehilangan kendali saat mendarat dari drop dan terjatuh di antara bebatuan curam. Namun, pebalap muda ini tak menyerah. Ia bangkit dan tetap menuruni tebing dengan keberanian yang lebih besar di putaran kedua.
"Run pertama tidak berjalan sesuai rencana. Sedikit terasa nyeri setelah hari yang benar-benar berat di gunung, tapi saya bersyukur masih dalam keadaan sehat. Tangan saya tidak terasa baik untuk putaran kedua, jadi saya memilih bermain aman dan menuruni gunung untuk para penggemar. Begitulah seni dalam berkompetisi — dan saya sudah tidak sabar untuk kembali lagi," tulis Whitlock dalam media sosial pribadinya.
Di sisi lain, Symon Godziek sebagai runner-up 2024 juga sempat mengalami crash di putaran pertama kali ini. Namun, dia mampu bangkit sambil menuntun sepedanya menuruni bukit dan terhindar dari cedera serius.
Red Bull Rampage selalu punya cara untuk mengingatkan kita bahwa keberanian bukan berarti tak takut jatuh, melainkan juga tahu kapan harus bangkit lagi. Kisah Luke sang pendatang baru atau Adolf Silva yang sempat crash cukup parah, merepresentasikan esensi sejati olahraga ini dan menjadi daya tarik tersendiri bagi para penggemarnya.
Hal ini juga yang membuat Polygon sebagai merek sepeda asal Indonesia semakin giat menunjukkan DNA yang selalu mereka suarakan yaitu “Lead Your Own Path”, baik dalam pengembangan inovasi sepeda, kegiatan yang mereka ikuti, sampai kerja sama dengan para atlet.
"Turunnya kami dalam Red Bull Rampage merupakan kehormatan sekaligus tanggung jawab besar. Lebih dari sekadar sepeda, eksistensi Polygon di Rampage menjadi pembuktian bahwa dari semangat anak bangsa, Indonesia bisa berkontribusi di panggung tertinggi dunia dan semoga dapat terus menginspirasi banyak pihak untuk percaya pada kemampuan kita sendiri," tutur Brand Marketing Polygon Bikes, Veronica Vivin.
Luke Whitlock melakukan debutnya di Red Bull Rampage 2024 dengan menunggangi prototipe Polygon Collosus DH, sekaligus menguji ketangguhan sepeda tersebut sebelum resmi diluncurkan. Setelah pengembangan intensif bersama atlet dari berbagai belahan dunia, Polygon Collosus DH akhirnya dirilis pada Maret 2025.
"Ada banyak pertimbangan dalam pengembangan lahirnya sepeda downhill kali ini. Kami ingin menemukan formula terbaik agar Collosus DH bisa kompetitif dengan brand internasional lain sekelas Red Bull Rampage," jelas Polygon Chief Engineer, Zendy Meidyawan Renan.
Polygon sendiri sudah berencana menyiapkan banyak kejutan di kancah internasional untuk tahun depan. Sepak terjangnya di Red Bull Rampage merupakan penutup manis tahun 2025 dan telah dibawa ke pameran Sea Otter di Australia pada akhir Oktober lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id