Komentarnya tersebut muncul setelah presiden Asosiasi Medis Jepang (JMA), Yoshitake Yokokura, menyebutkan bahwa bakal sulit bagi negaranya untuk menyelenggarakan Olimpiade tanpa vaksin. Sebab, event tersebut pasti memancing kerumunan.
Coates yang berasal dari Australia kurang sependapat dengan pernyataan Yokokura. Menurutnya, ucapan Yokokura tidak mendasar atau masih bersifat opini.
"Saran dari WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) mengatakan, kami harus melanjutkan event pada tanggal tersebut dan tidak perlu bergantung kepada vaksin. Meski begitu, adanya vaksin tentu lebih baik," kata Coates kepada Australian Associated Press, Rabu (29/4/2020).
"Nantinya kami akan terus dibimbing, seperti yang dianjurkan WHO dan otoritas kesehatan Jepang. Sebab, kesehatan atlet serta peserta lainnya di Olimpiade tetap prioritas utama," tambahnya.
Olimpiade 2020 yang tadinya bakal bergulir Juli mendatang, telah dijadwal ulang menjadi 23 Juli hingga 8 Agustus 2021. Penundaan itu merupakan pukulan besar bagi Jepang, yang telah menghabiskan biaya persiapan mencapai USD13 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id