Timnas wushu Indonesia memang punya prestasi mentereng sejak Asian Games 2018 dan SEA Games 2019 Manila lalu. Di mana Indonesia mampu merebut satu medali emas di Asian Games 2018 oleh Lindswall Kwok, dan dua medali emas SEA Games 2019 oleh Edgar Xavier dan trio Edgar, Haris Oratius, Sefar Naro Siregar.
Bekal prestasi itu tentu diharapkan bisa berlanjut ke event yang lebih tinggi lagi yakni Olimpiade 2032 mendatang. Keoptimisan tampil di Olimpiade kian besar mengingat Airlangga juga memiliki bekal menjabat Komite Eksekutif Federasi Wushu Internasional (IWUF).
"Wushu itu sudah berkembang di 157 negara. Dan, saya sebagai Anggota Komite Eksekutif IWUF akan berususaha untuk mendorong wushu agar dipertandingkan di Olimpiade 2032," ungkapnya dalam Musyawarah Nasional (Munas) VII Wushu Indonesia di JS Luwansa, Jakarta, Jumat 28 Januari 2022.
Ketika ditanyakan mengenai target medali emas pada SEA Games 2022 Hanoi dan Asian Games 2022 Hangzhou, Airlangga mengatakan pihaknya berusaha menyamakan hasilnya. Untuk itu, dia mengajak peran serta pengurus Pengprov WI se-Indonesia meningkatkan kualitas atlet, pelatih dan wasit.
"Peran Pengprov WI sangat penting dalam meningkatkan kualitas atlet dan pelatih yang ada di sasana-sasana. Begitu juga dengan wasit yang berkualitas," imbuhnya.
Sementara, Ketua Pengprov WI DKI Jakarta, Tjokro Gunawan menyebut Airlangga benar-benar memahami pembinaan olahraga yang ideal. Yakni dengan mengedepankan sasana dalam membangun prestasi olahraga wushu.
Melalui Sirkuit Nasional Taolu Virtual yang dilakukan di tengah pandemi Covid-19, Indonesia sudah tidak lagi kekurangan atlet junior potensial yang bakal diterjunkan menghadapi single event dan multievent internasional ke depan.
Bukan hanya itu saja, atlet junior yang bermunculan dari sasana itu ke depan bakal dibina dalam pelatnas berkesinambungan dengan menggunakan promosi dan degradasi. Agar nantinya bisa bermunculan Lindswel Kwok dan Edgar Xavier yang baru untuk menyumbangkan prestasi bagi Indonesia.
"Apa yang telah dibangun pak Airlangga Hartarto itu telah menghasilkan prestasi internasional sehingga wushu masuk dalam daftar 14 cabang olahraga prioritas Desain Besar Olahraga Nasional (DBON). Mudah-mudahan wushu dipertandingkan pada Olimpiade 2032 sehingga apa yang telah dibangun saat ini bisa menghasilkan prestasi maksimal," kata Tjokro Gunawan.
Keoptimisan berkembangnya wushu di masa mendatang pun disampaikan Edgar Xavier yang hadir di Munas untuk menerima penghargaan. Juara Dunia Wushu 2019 ini mengaku merasa nyaman karena wushu akan bisa lebih berkembang lagi.
"Komitmen dan kerja nyata pak Airlangga tak perlu diragukan dan kami sebagai atlet sudah merasakannya. Program pembinaan atlet senìor dan junior melalui pelatnas telah berlangsung secara berkesinambungan. Dan, saya dan teman-teman akan berusaha meraih prestasi lebih baik lagi ke depan," katanya.
Pada kesempatan yang sama, mantan Ketua Umum PB WI, Master Supandi mendapatkan penghargaan di Munas VII Wushu Indonesia. Supandi menerima penghargaan dengan dinobatban sebagai Bapak Taiji Indonesia.
Penobatan Pendiri Wushu Sumut yang juga pemilik Yayasan Kusuma Wushu Indonesia (YKWI) Medan ini dilakukan dalam sidang yang dipimpin Ngatino SH MH didampingi. Ir. Daniel Budi Setiawan (Wakil -Pengprov WI Jateng), Yesenia Irene selaku Sekretaris (Sekretaris - Pengprov WI NTT) dengan Anggota Tito Dalkuci SH (Pengprov WI Sumsel) dan Abdul Rasid (Pengprov WI Kaltim).
"Saya kaget dan berterimakasih telah mendapat pin emas dan juga dinobatkan menjadi bapak Taiji Indonesia dalam Munas VII Wushu Indonesia. Saya yakin prestasi wushu Indonesia akan lebih baik lagi di bawah kepemimpinan pak Airlangga Hartarto yang terlipilih kembali menjabat Ketua Umum PB WI periode 2022-2026," kata Supandi Kusuma.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News