Dalam event diselenggarakan oleh Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) dan Bakti Olahraga Djarum Foundation ini, 80 atlet kontingen Jateng berhasil mengantongi 32 medali emas, 22 medali perak dan 25 medali perunggu. Sebelumnya, gelar juara umum juga mereka raih di Yogyakarta (2022), Bogor (2023) dan Batam (2024).
Ketua Panitia Pelaksana sekaligus Wakil Ketua Umum II Bidang Pembinaan dan Prestasi PB Perpani, Abdul Razak, turut mengapresiasi pencapai kontingen Jateng yang sukses mempertahankan gelar juara umum. Tapi menurutnya, potensi atlet-atlet muda dari luar pulau Jawa juga menjanjikan.
"Panahan menjadi salah satu cabang olahraga prioritas pemerintah Indonesia. Sehingga, PB Perpani semaksimal mungkin menggunakan kesempatan dan kepercayaan untuk melakukan peningkatan sumber daya manusia (SDM) serta kualitas turnamen," kata Razak dalam keterangan resmi turnamen.
"Karena jika tidak diasah, prestasi atlet muda terhambat. Jadi, kami berharap kolaborasi dengan Djarum Foundation dapat terus berkelanjutan demi memajukan cabang olahraga panahan di Indonesia," tambahnya.
Sementara itu, Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin, bersyukur atas keberhasilan menggelar MilkLife Archery Challenge Kejurnas Junior 2025 di Kudus. Dia harap, turnamen yang diikuti 876 atlet muda ini mampu menjadi pemantik penyelenggaran event panahan lain di kalangan masyarakat luas.
"Kami mendukung langkah PB Perpani menggelar turnamen level nasional yang memberikan panggung bagi atlet muda panahan untuk mencatatkan prestasi dalam mengharumkan nama Indonesia sampai di level internasional. Harapannya, para atlet muda bisa terus mencintai cabang olahraga ini dan dapat bercerita tentang serunya pengalaman mereka mengikuti kejurnas,"ujar Yoppy.
Ketua Kontingen Jateng, Martin Sudarmono, menjelaskan bahwa prestasi anak-anak asuhnya tidak didapat dengan mudah begitu saja. Itu terjadi karena adanya kegigihan seluruh pihak yang terlibat, mulai dari atlet, pelatih, hingga orangtua. Selain itu, kekompakan dan penerapan strategi yang tepat turut berpengaruh juga.
"Gelar juara umum keempat ini adalah suatu kebanggaan. Mereka adalah atlet terbaik dari seleksi ketat tingkat provinsi. Mereka datang dengan kualitas dan kapasitas atlet yang tahan banting serta mampu bersaing," ucap Martin.
"Terima kasih atas perjuangan para atlet yang dengan gigih bertanding. Namun, kami berharap agar para atlet tidak berpuas diri melainkan menjadikan trofi kali ini sebagai pelecut semangat untuk menjadi semakin baik," imbuhnya.
Salah satu atlet kontingen Jawa Tengah yang meraih medali emas kategori Recurve U-18 Woman adalah Fayola Jingga Naeva Maheswari. Yola--sapaan akrabnya, melakoni pertandingan final yang menegangkan melawan Anastasya Adinda Puspa I asal Lampung. Meski sempat tertinggal saat 2 set permainan awal, Yola akhirnya mendapat ketenangan dan akurasi sehingga mampu menyamakan set poin 4-4.
Saat babak shoot off yang menentukan kemenangan, baik Yola dan Anastasya lagi-lagi tampil apik. Keduanya mampu melesatkan anak panah ke target sasaran hingga menyentuh poin tertinggi yakni 10. Kendati demikian, anak panah Yola dinilai memiliki akurasi yang lebih tinggi karena posisinya lebih dekat dengan titik tengah sasaran (x).
"Menghadapi lawan di final tadi awalnya gemetar, mental terguncang tapi untungnya ada pelatih yang memberi motivasi untuk tenang dan bermain santai. Tantangan terbesar adalah angin yang cukup besar, jadi harus pintar-pintar mencari posisi yang pas untuk melesatkan anak panah agar tepat sasaran," kata Yola.
Berikut klasemen akhir perolehan medali MilkLife Archery Challenge Kejuaraan Nasional Junior 2025:

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News