Korban tewas tersebut adalah pelari asing asal Jepang, Atshusi Ono. Korban yang berusia 58 tahun tersebut diduga tewas akibat serangan jantung di depan Puri Agung Blahbatuh sekitar pukul 09.15 WITA.
Pelari tersebut sekaligus menjadi korban tewas kedua di Bali Marathon. Sebelumnya, korban tewas juga sempat mencoreng gelaran Bali Marathon tahun lalu.
Kejadian itu membuat BOPI ingin memanggil panitia Bali Marathon. Tak hanya itu, BOPI juga akan memanggil PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia) untuk meminta penjelasan kejadian tersebut.
"Korban-korban tewas saat mengikuti lomba lari ini tidak bisa kita anggap sebagai hal biasa dan pemerintah perlu menghentikan angka kematian ini untuk terus bertambah," ujar Ketua Umum BOPI Richard Sam Bera lewat keterangan resminya, Selasa 10 September.
"Partisipasi masyarakat dalam kegiatan olahraga perlu dilindungi sepenuhnya oleh penyelenggara event olahraga tersebut dan hilangnya nyawa seseorang merupakan hal yang
sangat serius," sambungnya.
Tak hanya Bali Marathon, BOPI pun merilis data setidaknya sudah ada lima orang tewas dalam insiden lari dalam 12 bulan terakhir.
November 2018 lalu, ajang Borobudur Marathon menelan satu korban tewas. Lalu Agustus 2019 lalu dua korban tewas mewarnai penyelenggaraan Surabaya Marathon.
Sebagai informasi, sejumlah ajang lari berskala internasional yang menampilkan pelari-pelari
profesional dunia selama ini tidak berkoordinasi dengan BOPI terkait rekomendasi kegiatan.
"Jadi dalam pertemuan nanti, kami sekaligus akan menyampaikan pentingnya rekomendasi BOPI sebagai bentuk pengawasan dan pengendalian kegiatan olahraga profesional di tanah air," tutup Richard.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News