Menjadi tuan rumah Olimpiade memang sudah didambakan Indonesia setelah sukses menggelar Asian Games 2018 lalu. Bahkan, Presiden Joko Widodo sudah secara langsung mengirimkan surat kepada Presiden IOC, Thomas Bach, sebagai upaya merealisasikannya.
"Ketika baru menjabat, kita sudah diberi tugas atau amanah untuk menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah Olimpiade 2032. Presiden Jokowi bilang, jemput ajang internasional agar dunia tahu kita bisa sukses mengadakan kejuaraan level internasional," ungkapnya saat ditemui di Kantor NOC Senayan, Jakarta, Minggu (22/12/2019).
Dalam kunjungan tersebut, pria yang akrab disapa Okto ini menambahkan bahwa Indonesia sudah mendapat respons positif untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. Bahkan, dia pun mengatakan ANOC (Association of National Olympic Committees) dan ASOIF (Association of Summer Olympic International Federations) telah memberikan dukungan kepada Indonesia untuk menggelar Olimpiade pertama di kawasan Asia Tenggara.
Hal yang kini perlu dilakukan oleh Indonesia menurut Okto ialah menanamkan pola pikir menuju Olimpiade atau yang disebut budaya Olimpiade. Maksudnya ialah Indonesia harus menyadari banyak negara yang telah bermetamorfosa pasca penyelenggaraan Olimpiade.
"Seperti halnya Korea, mereka terakhir jadi tuan rumah tahun 1988, atau Tiongkok terakhir jadi tuan rumah 2008. Metamorfosa budaya negara itu meningkat pasca Olimpiade. Kami mengunjungi NOC Tiongkok dan kami belajar banyak budaya yang bisa diambil setelah Olimpiade. Masyarakat telah meninggalkan budaya negatif mereka," tutur Okto.
Kesempatan Indonesia sebagai tuan rumah Olimpiade 2032 sebenarnya sudah memiliki titik terang. Di mana saat ini proses pemilihan tuan rumah bukan lagi melalui beuty contest layaknya tahun-tahun sebelumnya.
Okto mengatakan bahwa IOC lebih mengedepankan bahwa sebagai tuan rumah harus menunjukkan potensi pembangunan yang berkelanjutan dan mengedepankan manfaat pasca penyelenggaraan. Maksudnya ialah tuan rumah harus mampu menghadirkan manfaat dalam pembangunan venue dan juga mengedepankan Eco Friendly (ramah lingkungan).
"Seperti saat saya berkunjung ke Jepang untuk mencari rumah bagi kontingen Indonesia. Mereka bahkan menggunakan kasur yang terbuat dari kardus dan plastik daur ulang. Makanya hal ini yang menjadi pembelajaran penting bagi kita," jelas Okto.
Tentunya untuk menuju tuan rumah Olimpiade 2032, Indonesia perlu berbenah dan juga mempromosikan diri. Pasalnya, Okto mengatakan bahwa penentuan tuan rumah akan dilakukan selambat-lambatnya pada penyelenggaraan Olimpiade 2024 di Paris, Prancis.
Maka dari itu pada Olimpiade 2020 Tokyo, dia akan membuat dua tim yang memiliki misi berbeda. Satu tim fokus pada prestasi atlet dan tim lainnya mempromosikan Indonesia menuju tuan rumah Olimpiade 2032.
"Kami punya satu tujuan yang harus digarisbawahi oleh masyarakat bahwa kami ingin meningkatkan prestasi olahraga Indonesia yang lebih baik lagi. Bukan prestasi perorangan, kelompok, provinsi, atau pun lainnya. Sehingga kepentingannya harus seragam dan penggunaan dana akan berlangsung secara efektif," tutup pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum PB ISSI (Pengurus Besar Ikatan Sepeda Sports Indonesia) tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id