Dilansir dari Halodoc, olahraga saat mengandung memiliki manfaat yang signifikan untuk memperlancar proses persalinan, termasuk mengurangi nyeri punggung, menurunkan stres, meningkatkan kualitas tidur, hingga menurunkan risiko gangguan kehamilan.
Maka dari itu, perlu disimak rangkuman Medcom.id tentang 5 rekomendasi olahraga untuk ibu yang sedang mengandung:
1. Berenang
Berenang adalah olahraga yang paling aman dilakukan untuk ibu yang sedang hamil. Memiliki resiko yang rendah, manfaat berenang bagi ibu hamil tentu beragam. Selain itu, berenang juga mampu membantu ibu yang sedang hamil agar memiliki kualitas tidur yang baik sehingga istirahat menjadi terpenuhi.
2. Jalan Kaki
Selain berenang, jalan kaki juga menjadi salah satu olahraga yang aman dilakukan bagi ibu hamil. Manfaat dari olahraga ini adalah menjaga kesehatan kardiovaskular dan otot tubuh. Bukan hanya itu, jalan kaki juga bisa membantu ibu hamil mencegah konstipasi, mengontrol berat badan, mengatasi nyeri punggung, hingga menjaga kesehatan paru. Namun, perlu dicatat, ketika berjalan kaki, sebaiknya gunakanlah sepatu khusus dan pakaian yang nyaman.
3. Prenatal Yoga
Saat hamil, ibu hamil juga bisa melakukan prenatal yoga untuk menjaga kesehatan. Dengan melakukan prenatal yoga, ibu yang sedang hamil bisa berlatih pernapasan, melakukan peregangan, hingga memperbaiki postur tubuh.
4. Prenatal Pilates
Melakukan prenatal pilates bisa membantu ibu dalam melatih pernapasan. Selain itu, bukan hanya menenangkan sistem saraf, prenatal pilates juga membantu menurunkan tekanan darah dan membantu stamina menjadi lebih baik.
5. Melakukan Peregangan
Ibu hamil bisa melakukan peregangan di rumah agar tubuh tetap aktif bergerak. Ibu juga bisa melakukan peregangan dengan tambahan dumbell yang memiliki berat sesuai dengan kemampuan ibu.
Itulah kelima rekomendasi olahraga yang disajikan untuk ibu hamil. Perlu dicatat, olahraga bisa dilakukan tatkala kesehatan ibu dan kandungan baik.
Selain itu, ibu yang mengandung perlu menghentikan olahraga apabila terjadi pendarahan, sakit kepala, nyeri dada, dan napas menjadi pendek. (Jennifer Carorine Gouw/Halodoc)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
