Pada FP, tiga pebalap mendapat jatah merata. Darren Leung, Sean Gelael, dan Dan Harper mendapat tugas berbeda. Darren mendapat jatah menyetir lebih banyak pada sesi yang berdurasi dua jam tersebut, dengan tujuan aklimatisasi untuk simulasi balapan.
Sean juga lebih banyak menghabiskan waktu untuk mencari lap time yang konsisten agar maksimal dalam persiapan simulasi lomba. Sementara itu Harper kedapatan mencari lap time terbaik, sebagai simulasi kualifikasi.
Dan lap time yang dibuat oleh Harper, 1:55.581 menjadi yang tercepat dan menempatkan Paradine Competition ada di P1 kelas Bronze Cup pada ajang GT World Challenge Europe (GTWCE) – Endurance Cup.
Pada Pre-Qualifying yang hanya berdurasi satu jam, Sean Gelael kedapatan tugas menjalankan simulasi kualifikasi. Ini tentu bukan tanpa sebab, karena pada sesi penentuan posisi start hari Minggu ketiga pebalap memang menjalankan satu sesi kualifikasi, sebelum diambil rata-rata untuk grid masing-masing tim.
Sean membuat 1:55.974 dan itu membawanya ada di P4. Sebuah pencapaian yang bagus, mengingat sesi sempat dihentikan sebelum waktunya akibat sebuah insiden. Dan itu menjadi bekal bagus juga buat tim Paradine Competition 991.
Dua mobil Audi dari tim Sainteloc Racing 25 (P1) dan Tressor Attempto Racing 66 (P3) akan menjadi lawan untuk perebutan posisi start terbaik, ditambah satu mobil Porsche milik tim Lionspeed GP 80 ada di P2 pada Pre-Qualifying.
GTWCE memang punya regulasi unik, di mana babak kualifikasi dan race digelar pada hari yang sama. Walau begitu Dan Harper merasa siap. “Berdasarkan hasil latihan, kami merasa siap untuk tampil maksimal di babak kualifikasi dan race,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News