Para atlet taekwondo Indonesia (Ist)
Para atlet taekwondo Indonesia (Ist)

Gagal Tampil di Olimpiade Tokyo Jadi Sejarah Buruk Taekwondo Indonesia

Rendy Renuki H • 10 Agustus 2021 17:36
Jakarta: Mantan pelatih taekwondo nasional, Lamting, menyesalkan atlet Indonesia kehilangan kesempatan tampil di Olimpiade 2020 Tokyo. Apalagi kegagalan itu hanya karena kelalaian Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PB TI).
 
Lamting menilai kejadian ini merupakan sejarah buruk taekwondo Indonesia yang harus dipertanggung jawabkan. Terlebih jika melihat perjuangan atlet taekwondo dari negara lainnya yang berjuang keras agar bisa tampil di Olimpiade Tokyo.
 
"Atlet taekwondo Australia saja sampai mencari dana sendiri untuk membiayai keperluannya agar bisa tampil di Olimpiade. Masa tiga atlet taekwondo Indonesia yang sudah dibiayai APBN tidak bisa tampil di babak kualifikasi Olimpiade hanya karena masalah administrasi," kata Lamting, Selasa, 10 Agustus 2021. .

"Ini kesalahan terbesar yang tidak bisa ditoleransi dan menjadi sejarah buruk taekwondo Indonesia yang harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat taekwondo dan juga pemerintah," lanjutnya. 
 
Indonesia berpotensi meloloskan atlet taekwondo di nomor kyorugi (tarung) ke Olimpiade Tokyo. Namun, tiga taekwondoin yang disiapkan PB TI batal mengikuti Turnamen Kualifikasi Olimpiade di Amman, Yordania, 21-22 Mei 2021 karena masalah administrasi.
 
Mereka ialah Mariska Halinda (kelas U-49 kg putri), Muhammad Basam Raihan (jekas U-58 kg putra) dan Adam Yazid Ferdiansyah (kelas U-68kg putra). Gara-gara masalah administrasi, ketiga atlet yang sudah berada di Amman tidak diperbolehkan tampil.
 
Pengurus PB TI disebut melakukan pendaftaran secara manual. Padahal, panitia penyelenggara mewajibkan peserta yang tampil teregistrasi secara daring.
 
"Saya bisa merasakan kekecewaan mereka yang sudah kehilangan kesempatan tampil di Olimpiade 2020 Tokyo," ungkapnya.
 
Menurut Lamting, potensi tiga atlet taekwondo Indonesia untuk bisa lolos cukup terbuka. Indonesia sudah pernah memiliki wakil yang tampil di Olimpiade, yakni Juana Wangsa Putri (U-49 kg putri) pada Olimpiade Sydney 2000. Pada penyelenggaraan Olimpiade selanjutnya di Athena, Juana tampil membawa Merah putih bersama Satriyo Rahadhani (U-58 kg putra). 
 
Mariska yang pernah menempati posisi tiga Kejuaraan Asia 2018 memiliki potensi lolos Olimpiade. Atlet putri yang biasa turun di kelas U-53 kg ini pernah menempati posisi tiga Kejuaraan Asia 2018 sehingga saat diturunkan kelasnya ke U-49 kg.
 
Mariska memiliki kans besar untuk merusak peta persaingan di nomor tersebut. "Mariska itu bukan hanya bepeluang lolos, tetapi bisa bersaing dengan atlet taekwondo asal Thailand, Panipak Wongpattanakit, yang menjadi taekwondoin pertama dari Thailand yang mencuri medali emas di Olimpiade 2020 Tokyo," ujarnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan