Floyd yang merupakan warga Afrika-Amerika tewas setelah terlibat kasus rasialisme dengan anggota kepolisian Minneapolis pada pekan lalu. Insiden itu lantas memicu gelombang kemarahan warga kulit hitam seantero AS.
Hasil otopsi resmi yang dirilis pada Senin 1 Juni menyatakan, Floyd meninggal dunia karena lehernya tercekik. Petugas polisi Derek Chauvin sebagai tersangka didakwa telah melakukan pembunuhan tingkat tiga dan lalai saat bertugas.
"Saya selalu menghormati penegakan hukum di sini (Amerika Serikat). Biasanya mereka (aparat) benar-benar mengerti kapan harus menggunakan kekerasan. Tapi, tragedi ini sungguh mengejutkan dan sudah keluar batas," cuit Woods di Twitter, Senin (1/6/2020).
"Jika mengingat kerusuhan Los Angeles, pendidikan adalah jalan terbaik untuk masa mendatang. Kita bisa menggapai keinginan tanpa membakar tetangga paling dekat dengan tempat tinggal. Saya harap, kita bisa membentuk masyarakat yang lebih aman dan kompak lewat percakapan yang konstruktif dan jujur," tambahnya.
Woods merupakan pegolf kulit hitam pertama yang memenangkan event Masters pada 1997 atau ketika berusia 21 tahun. Segudang prestasi sudah pernah dia raih di kancah internasional, termasuk menjadi pemain terbaik PGA Tour sebanyak 11 kali.
Selain Woods, masih banyak atlet kelas dunia lainnya yang turut bersimpati dengan kematian George Floyd. Beberapa di antaranya legenda bola basket Michael Jordan, pembalap F1 Lewis Hamilton dan petinju Floyd Mayweather. (eurosport.co.uk)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News