Atlet National Paralympic Committee (NPC) cabang olahraga panahan Ijah Khodijah (tengah) mengikuti pemusatan latihan Pelatnas Asian Para Games 2018 di Solo. (Foto: Ant/Mohammad Ayudha)
Atlet National Paralympic Committee (NPC) cabang olahraga panahan Ijah Khodijah (tengah) mengikuti pemusatan latihan Pelatnas Asian Para Games 2018 di Solo. (Foto: Ant/Mohammad Ayudha)

Asian Para Games

Sejarah dan Jejak Indonesia di Asian Para Games

Alfa Mandalika • 18 September 2018 14:53
Jakarta: Indonesia sudah ditunggu perhelatan olahraga bertajuk Asian Para Games 2018. Jadwal yang dirilis, pertandingan dimulai pada 6 Oktober hingga 13 Oktober.
 
Ajang empat tahunan ini menjadi pembuktian prestasi bagi atlet difabel se-Asia. Khusus Indonesia, kontingen Tanah Air sudah mengikuti Asian Para Games sejak pertama kali dilombakan yakni delapan tahun silam di Guangzhou, Tiongkok.
 
Jika menengok ke belakang, awal mula Asian Para Games dimulai saat perhelatan FESPIC Games (Far East and South Pacific Games fo the Disabled), ajang multi-sport bagi atlet difabel yang dihelat pertama kali pada 1975 di Oita, Jepang.

Indonesia sempat terpilih sebagai tuan rumah FESPIC Games IV pada 1986. Saat itu, kota Surakarta menjadi kota penyelenggara. 
 
Namun, terjadi penghapusan FESPIC Games dan FESPIC Committee pada 2006. Lalu, Asian Paralympic Comittee mengambil tanggung jawab sebagai organisasi yang menyelenggarakan Asian Para Games pertama pada 2010. Sampai saat ini, Asian Para Games dihelat pada tahun yang sama dengan Asian Games.

Baca: Sean dan Pembalap F1 Galang Dana untuk Korban Bencana Lombok


Kiprah Indonesia di Asian Para Games
Asian Para Games 2010 di Tiongkok mempertandingkan 19 cabang olahraga yang diikuti oleh 2 ribuan atlet dari 41 negara anggota Asian Paralympic Committee.
 
Tuan rumah Tiongkok menjadi juara umum dengan mengantongi 185 medali emas, 118 medali perak, dan 88 medali perunggu.
 
Sedangkan Indonesia berada di peringkat 14. Kontingen Merah Putih meraih satu medali emas, lima medali perak, dan lima medali perunggu.
 
Empat tahun kemudian di Incheon Korea Selatan, Indonesia memperbaiki posisi di tabel klasemen. Tim Merah Putih berhasil finis di posisi sembilan setelah meraih 38 medali. Rinciannya ialah sembilan medali emas, 11 medali perak, dan 18 medali perunggu.
 
Indonesia memenangkan emas dari cabor tenis meja (Agus Susanto dan Dian David Mickael Jacobs), renang (Mulyana dan Marinus Melianus), dan bulu tangkis (Fredy Setiawan, Ukun Rukaendi, Oktila/Setiawan, dan Susanto/Rukaendi).
 
Kini, di rumah sendiri, Indonesia ditargetkan menembus tujuh besar atau setidaknya meraih 16 emas. Pemerintah juga menjanjikan akan memberikan bonus sama dengan peraih medali Asian Games.
 
"Bonus atlet akan kita samakan (dengan Asian Games). Semua peraih medali emas akan kita berikan bonus Rp1,5 miliar. Begitu juga dengan peraih perak dan perunggu," kata Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Puan Maharani.
 
"Semuanya sama, bonus dari pemerintah tidak kita bedakan. Hanya memang nanti ada ketentuan-ketentuan tertentu yang akan kita sesuaikan, tapi bukan yang soal uang ya, ini berkaitan dengan yang PNS dan lain-lain," lanjut dia.
 
Asian Para Games 2018 akan resmi dibuka dengan seremonial pembukaan pada 6 Oktober dan berlangsung hingga 13 Oktober. Sebanyak 18 cabang olahraga akan dipertarungkan 2.888 atlet dari 41 negara yang sudah mengonfirmasi keikutsertaannya.
 
Tak ingin ketinggalan update berita bola dan olahraga? Follow instagram kami @medcom_olahraga
 
Video: 5 Transfer Pemain Termahal Musim 2018 -- 2019
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ASM)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan