Panitia mewajibkan para peserta coaching clinic melakukan tes swab antigen di awal kedatangan. Penerapan prokes ketat tersebut pun mendapatkan respons positif orang tua peserta.
"Saya mengizinkan anak saya mengikuti coaching clinic ini karena kasihan juga anak-anak suntuk sudah terlalu lama di rumah," kata Agieth Tarigan, orang tua dari Timothy Rieuwpassa, salah satu peserta coaching clinic.
"Saya tidak kuatir dia ikut coaching clinic asalkan protokol kesehatannya dikakukan ketat. Seperti tadi di awal ada swab antigen dan harus diwajibkan," lanjutnya.
Rombongan peserta yang mayoritas pelajar SD hingga SMA sudah datang sejak pagi. Selain digelar secara gratis, membeludaknya peserta karena coaching clinic diberikan oleh para bintang IBL seperti Jamarr Johnson dan Kristian Liem.
Kehadiran para pemain Dewa United Surabaya itu menjadi magnet tersendiri dalam coaching clinic tersebut. Para pebasket profesional itu mengakui senang bisa berbagi ilmu dan skill kepada para pebasket muda.
"Saya merasa ini waktunya yang tepat untuk lebih dekat dengan mereka. Mereka juga memiliki keistimewaan, bisa dilihat dari gaya mereka bermain, di sini banyak anak-anak yang mempunyai potensi," ucap Jamarr.
Coaching clinic ini merupakan upaya perkenalan Dewa United Academy. Nantinya, akedemi basket ini pun akan melebarkan sayap ke sejumlah daerah di Indonesia.
Sehingga diharapkan Dewa United Academy bisa mencetak pebasket muda terbaik ke depannya. Sesuai dengan visi dan misi yang diusung akademi yang berada di bawah naungan klub Dewa United Surabaya.
"Visi dan misi kita tak hanya ingin mencetak pemain yang memiliki skill saja. Tapi kita juga memberikan pembekalan kepada para pemain muda ini agar punya mental dan attitude yang baik," kata General Manager Dewa United Academy Wijaya Saputra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News