Seni bela diri Merpati Putih merupakan warisan budaya bangsa Indonesia yang sangat berharga. Filosofi dan teknik bertarungnya yang unik menjadikannya salah satu seni bela diri yang paling mumpuni di dunia. Hingga kini, Merpati Putih terus berkembang dan berkontribusi dalam melestarikan budaya bangsa Indonesia di mata dunia.
Seni bela diri Merpati Putih mempunyai tradisi yang rutin diadakan setiap tahun pada bulan Muharram. Prosesi tradisi ini dimulai dari acara inti, yaitu berziarah ke makam para pendiri Merpati Putih.
Sejarah Seni Bela Diri Merpati Putih
Sejarah Merpati Putih sangat berkaitan erat dengan keluarga keraton, salah satunya adalah Pangeran Diponegoro. Akar seni bela diri ini sendiri sudah terbentuk sejak tahun 1550-an. Merpati Putih merupakan wujud nilai budaya bangsa Indonesia yang patut dilestarikan dan dikembangkan seiring kemajuan zaman.
Salah satu keunikan Merpati Putih adalah teknik bertarungnya yang tidak menggunakan jurus-jurus baku. Para pesilat Merpati Putih mengandalkan pertarungan tangan kosong, pisau, hingga senjata api. Tak hanya itu, Merpati Putih juga memiliki teknik bertarung dalam gelap yang mengandalkan ketajaman indra dan kemampuan tubuh.
Baca juga: Mengenal Tarung Derajat, Seni Bela Diri Indonesia yang Mendunia |
Filosofi Merpati Putih

foto: Merpati Putih Telkom University
Nama "Merpati Putih" memiliki makna simbolis yang mendalam. Merpati melambangkan kedamaian dan kemurnian, sedangkan warna putih mencerminkan keberanian dan kesucian.
Simbol ini tertuang dalam logo perguruan, yang menggambarkan seekor merpati putih dengan tulisan "BETAKO" (Bela Diri Tangan Kosong), menegaskan identitas Merpati Putih sebagai perguruan bela diri yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur.
Selain itu, Merpati Putih juga bermakna "Mersudi Patitising Tindak Pusakane Titising Hening". Filosofi ini mengajarkan tentang keberanian yang dilandasi oleh kesucian hati.
Teknik dan Gerakan Khas Merpati Putih
Merpati Putih memiliki teknik dan gerakan yang unik, hasil dari perpaduan unsur-unsur bela diri tradisional dan modern. Teknik tangan kosongnya meliputi pukulan, tendangan, tangkisan, dan kuncian, yang dikombinasikan dengan gerakan-gerakan mengalir dan dinamis. Merpati Putih juga dikenal dengan penggunaan senjata tradisional seperti keris dan tongkat, serta teknik bertarung jarak dekat dan pertahanan diri.
Perkembangan dan Kontribusi Merpati Putih
Sepanjang sejarahnya, Merpati Putih telah berkembang pesat dan memberikan kontribusi signifikan bagi khazanah seni bela diri Indonesia. Perguruan ini telah melahirkan banyak pesilat handal dan telah menjadi salah satu aset budaya bangsa yang diakui secara internasional. Merpati Putih juga menjadi pilihan bela diri wajib bagi anggota TNI AD, khususnya Yonif 501/Bajra Yudha Madiun.
Penghargaan dan Pengakuan Merpati Putih
Atas dedikasi dan prestasinya, Merpati Putih telah menerima berbagai penghargaan dan pengakuan. Perguruan ini merupakan anggota Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI) dan Martial Arts Federation For World Peace (MAFWP). Merpati Putih juga diakui oleh Persekutuan Pencak Silat Antarbangsa (PERSILAT).
Cek Berita dan Artikel yang lain di