Defia berhasil mengalahkan lawannya asal Iran, Marjan Salahshouri pada partai final. Atlet berusia 23 tahun itu menang dengan skor cukup telak dengan 8.690, sedangkan sang lawan hanya mengumpulkan nilai 8.470.
Torehan itu pun kian spesial bagi atlet kelahiran Bogor tersebut, karena ini merupakan debutnya di Asian Games. Sebelumnya, Defia yang masuk pelatnas junior pada 2012 hanya kerap bermain di level SEA Games.
"Bangga dan senang, terima kasih buat semuanya, ALLAH SWT, dan seluruh pendukung. Medali ini dipersembahkan untuk ayah saya terutama, keluarga, pelatih, dan teman-teman," ujarnya usai pertandingan sambil menitikan air mata.
Melihat perjalanannya dalam meraih emas, Defia mengaku pada saat semifinal-lah menjadi pertarungan terberatnya. Ketika itu harus menghadapi perlawanan taekwondoin Korea Selatan Yun Jihye.Klik di sini: Fitriani Pastikan Tim Beregu Putri Indonesia ke Perempat Final
Sementara Marjan yang menjadi lawan Defia di final ternyata memiliki level yang masih di bawahnya. Tepatnya untuk nomor poomsae tunggal putri.
"Yang terberat lawan Korea. Enggak tahu tadi lawan Korea lumayan deg-degan. Alhamdulillah percaya dirinya naik pas menang semifinal. Alhamdulillah bisa," kata atlet yang karib disapa Dede itu.
Defia juga tak lupa memberikan semangat kepada atlet Indonesia lainnya yang akan bertanding di Asian Games 2018 hingga 2 September nanti. Ia berharap Indonesia bisa mendapatkan kembali emas untuk bisa merealisasikan target finis 10 besar klasemen medali.
"Untuk atlet lain yang ikut Asian Games tetap semangat dan berjuang sampai titik akhir penghabisan. Setelah ini saya juga berharap taekwondo Indonesia bisa lebih mendunia lagi dan lebih maju," tutupnya.
Hingga saat ini Indonesia telah mengumpulkan satu medali emas melalui Defia, dan satu medali perak yang disumbangkan oleh atlet Wushu Marvelo Edgar Xavier yang turun di nomor Canquan Putra.
Atlet Taekwondo Defia Rosmaniar Sumbang Medali Emas Pertama
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News