Lintasan lari di Olimpiade Tokyo memang menggunakan inovasi baru, khususnya di bagian permukaan lintasan. Di Olimpiade Rio (tahun 2016), trek itu disebut WS, sedangkan lintasan di Olimpiade Tokyo disebut WSTY yang merupakan evolusi terbaru dari trek lari.
Tim perancang mengaku permukaan WSTY berfungsi melindungi kesehatan para atlet, menghindari trauma dan cedera, namun juga memberikan dorongan untuk para atlet.
“Kami telah mencoba untuk meningkatkan dengan menambahkan senyawa tambahan. Treknya sangat tipis, 14 mm. Tapi kami menambahkan butiran karet. Di lapisan bawah trek adalah desain heksagonal yang menciptakan kantong udara kecil," ujar Andrea Vallauri, perancang lintasan dikutip dari Dailymail, Rabu, 4 Agustus 2021.
Andrea menambahkan, dalam pengujian yang ia lakukan terbukti permukaan lintasan yang baru ini sedikit berpengaruh dalam peningkatan kecepatan atlet. Ia membocorkan kalau inovasi di lintasan lari itu mengadopsi senyawa dan kompon ban Formula 1.
“Dalam uji lab kita bisa melihat peningkatannya. Sulit untuk mengatakan dengan tepat tetapi mungkin satu atau dua persen keuntungan. Produksinya sama dengan ban Formula 1,” tutupnya.
Rekor Olimpiade
Berkat inovasi di permukaan lintasan, tak sedikit rekor baru yang tercipta di nomor lari Olimpiade. Seperti rekor yang dicetak Karsten Warholm dari Norwegia yang memecahkan rekor dunia 400 meter.
Pelari lain yang juga memecahkan rekor Olimpiade ialah Jasmine Camacho-Quinn dari Puerto Rico untuk nomor lari gawang 100 meter dan Elaine Thompson-Herah (Jamaika), peraih medali emas nomor lari 100m dan 200m.
Testimoni positif juga dilontarkan pelari Inggris, Kyron McMaster yang finish keempat di nomor lari gawang 400 meter. Ia mengatakan lintasan lari Olimpiade Tokyo membuatnya merasa seperti 'berlari di udara'.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News