Kabar itu disampaikan langsung kakak kandung Lukman, Idrus Niode. Menurutnya, Lukman dinyatakan positif setelah menjalani tes swab di Rumah Sakit Pelni, Jakarta Barat, Rabu 15 April.
Hasil tes tersebut pun diakui Idrus cukup mengejutkan pihak keluarga. Pasalnya sebelum tes swab, Lukman sempat menjalani dua kali tes rapid di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI), Senin dan Selasa, 13-14 April.
"Saya kebetulan yang monitor, dia ini awalnya cuma sakit lambung, istilah kedokteran sekarang kan Gerd. Dibawa ke RS Setia Mitra, oke menurun sakitnya. Dari Setia Mitra dia minta dibawa ke RSPI, rapid test negatif Covid, cek darah total enggak ada apa-apa," terang Idrus saat dihubungi pewarta, Jumat 17 April.
"Kemudian paginya (Selasa) dia mengeluh lapor ke saya, saya bilang berangkat lagi balik ke RSPI, kemudian tes lagi negatif semua, cuma mereka bilang ini bakteri. Dari situ di cek lagi sambil thorax, baru keliatan di paru-parunya banyak flek," sambungnya.
Setelah diketahui ada flek di paru-paru, Idrus mengatakan meminta rujukan ke rumah sakit lain. Pasalnya ICU di RSPI sedang penuh pasien dan akhirnya dirujuk ke RS Pelni dan langsung dipakaikan ventilator (alat bantu pernapasan).
"Akhirnya di Pelni masuk terus sampai sekarang, kita tidak ada hubungan apa-apa lagi sama Lukman. Kecuali ada berita dari RS Pelni memberikan informasi sampai tadi meninggalnya," tutur Idrus.
"Enggak ada, enggak ada dapat status PDP (Pasien Dalam Pengawasan). Cuma di RS Pelni di SWAP dua hari lalu. Jadi yang di RSPI itu cuma rapid test, yang di Pelni Rabu dia SWAP, ketahuan, Kamis sudah dapat konfirmasi positif," lanjutnya.
Idrus mengatakan pihak keluarga tidak mengetahui di mana Lukman terpapar korona. Apalagi setelah dua kali melakukan tes rapid di RSPI hasilnya dinyatakan negatif.
"Maaf saja saya awam, itu kenanya di mana? Kan kita tidak tahu. Belakangan negatif-negatif kok sekarang positif. Jadi setelah di Pelni (ketahuan positif) karena di RSPI kan tidak. Jadi istilahnya orang tanpa gejala mungkin ya,' ucap Lukman.
Ia pun menegaskan telah menjalani tes swab dan dinyatakan negatif. Pasalnya Idrus yang kerap megurusi sang adik saat menjalani perawatan.
"Keluarga sudah, saya sudah kebetulan saya yang kontak langsung sama dia. Saya sudah rapid test 10 hari lalu," pungkasnya.
Lukman Niode meninggal di usia 56 tahun. Saat menjadi atlet, berbagai prestasi ditorehkan mulai level nasional sampai internasional.
Mulai dari PON 1977 meraih 10 emas, lalu PON 1980 menyabet tujuh emas. Di SEA Games 1983, almarhum mempersembahkan dua emas bagi Indonesia.
Di Asia, almarhum juga pemegang rekor Asia nomor 100 meter gaya punggung. Almarhum juga mewakili Indonesia di pentas Olimpiade 1984 Los Angeles dan berhasil menembus babak semifinal.
Pensiun menjadi atlet, Lukman masih berkecimpung di dunia olahraga, terakhir menjabat sebagai Wakil IV Ketua Bidan Pembinaan Prestasi Komite Olahraga Nasional Indonesia ( KONI) Pusat.
Lukman juga merupakan Wakil Sekretaris Jenderal II Bidang Umum Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PP Pordasi). Almarhum pun pernah menajdi Wakil Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) yang telah dibubarkan pemerintah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id