"Menurut kami situasinya jauh lebih baik dari sebelumnya. Kami bekerja sebaik mungkin untuk mencegah infeksi virus korona di Jepang dan juga menerima kedatangan atlet dari seluruh dunia," kata Koike dalam sebuah sesi wawancara dengan Reuters, Selasa 25 Agustus.
Bulan lalu, Koike sempat mengumumkan kemungkinan Tokyo mengeluarkan kondisi darurat jika penyebaran virus korona memburuk.
Kasus harian di Jepang mencapai 400 orang di tengah pengujian yang terus ditambah. Namun, tren kasus di Jepang dalam sepekan terakhir mengalami penurunan, dan hanya ada 187 kasus di Tokyo, pada hari Selasa.
Koike mengatakan bahwa Tokyo telah mengimplementasikan sejumlah langkah konkrit untuk menghadang pandemi, namun distribusi dan penerimaan vaksin menjadi faktor vital yang harus diperhatikan sebelum bisa memulai Olimpiade.
Koike, yang merupakan mantan penyiar televisi, merupakan mantan menteri pertahanan perempuan pertama di Jepang serta pernah menjadi kandidat perempuan pertama dari Partai Demokratik Liberal (LDP) yang mencalonkan sebagai perdana menteri.
Bersama Perdana Menteri Shinzo Abe, Koike sempat bersitegang dalam upaya menangani COVID-19. Dia meminta warga untuk membatasi kontak dan pergerakan, sementara pemerintahan Abe justru mendorong perjalanan domestik agar roda ekonomi regional terus berputar.
Kunjungan terakhir Abe ke sebuah rumah sakit telah meningkatkan perhatian apakah ia mampu melanjutkan kepemimpinannya. Ia berencana mengadakan sebuah konferensi pers sehubungan dengan kondisi kesehatannya pada pekan ini, media lokal melaporkan.
Menyikapi hal ini, Koike berharap Abe dalam keadaan yang baik dan memuji usahanya dalam mengamankan pelaksanaan Olimpiade.
"Saya kira dia lah yang akan membuka Olimpiade dan Paralimpiade 2020, atau yang kini sebenarnya (jadi tahun) 2021," pungkas Koike.
Video: Usain Bolt Karantina Mandiri Kala Menanti Hasil Tes COVID-19
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News