Dustin Poirier (30–9) debut di UFC pada 2010 lewat WEC, dan sejak itu sudah menantang gelar tiga kali di kelas ringan, paling terakhir ia kalah dari Islam Makhachev lewat kuncian ronde kelima pada UFC 302, Juni 2024. Sedangkan, Max Holloway (26–8), mantan juara bulu, pindah ke kelas ringan setelah kalah KO dari Ilia Topuria pada Oktober 2024 di UFC 308. Sebelum itu, ia merebut sabuk BMF lewat KO dramatis di detik terakhir ronde ke-5 melawan Justin Gaethje pada UFC 300. Kini Holloway berusia 33 tahun dan diharapkan fokus penuh di kelas ringan.
Rivalitas & Rekor Trilogi
Poirier memimpin 2 - 0 dalam trilogi yang akan datang ini, menang submission ronde 1 di UFC 143 (2012) dan keputusan bulat di UFC 236 (2019) untuk sabuk interim ringan. Triloginya jadi menarik karena Holloway termotivasi kuat untuk membalas dan mempertahankan sabuk BMF, terlebih pertarungan ini dijuluki “Last Dance” untuk Poirier .Pertaruhan
Holloway dipasang sebagai favorit tipis –130, sedangkan Poirier +110. Laga ini tidak hanya ajang nostalgia, tetapi kemungkinan menjadi penutup karier penuh makna buat Poirier – di New Orleans, rumah kelahirannya.Baca juga: Dana White Komentar Kembalinya McGregor ke UFC
Taruhan & Suasana
Fight ini diprediksi ketat: pun Poirier mendapat kemenangan dua ronde pertama, khalayak mengharapkan Holloway membalas dendam. Namun, beberapa pihak meragukan layak tidaknya sabuk BMF dipertandingkan saat karir Poirier usai. Pertandingan ini sarat dianggap lebih untuk marketing PPV ketimbang nilai sportivitas.Prospek & Analisis
Jika Holloway menang, ia tidak hanya mencatat kemenangan revenge, tetapi juga mengakhiri rivalitas 13 tahun penuh kenangan. Namun jika Poirier berhasil menutup karirnya dengan sabuk BMF, ia akan menorehkan sejarah legendaris dalam trilogi UFC. (Enrich Samuel)Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id