Amartha meraih kemenangan dramatis di satu menit terakhir pertandingan. Padahal mereka sedang tertinggal tujuh angka, dan hanya diperkuat dua pemain asing yang satu diantaranya harus menerima fouled out.
Namun hal itu tak membendung keinginan keras Amartha untuk bangkit dan memetik kemenangan. Semangat juang para pemain Amartha pun dipuji setinggi langit asisten pelatih Harry Prayogo.
"Kami bersyukur bisa menang. Prawira sebenarnya mendapat momentum ketika Diftha Pratama membuat dua kali three points shot, tetapi semangat juang anak anak luar biasa," kata Harry Prayogo.
"Tanpa Steven Malory yang cedera dan Emilio Parks fouled out, para pemain lokal kami menunjukkan kemampuan," sambungnya.
"Kemenangan ini tidak mudah. Kami memetik pelajaran bahwa kami bisa dan tak boleh bergantung penuh pada pemain asing," kata guard Hangtuah, Abraham Wenas.
Pelatih Prawira asal Lithuania, Giedrius Zibenas kecewa dengan permainan timnya. "Kami mengawali game terlalu soft. Beberapa momen para pemain kehilangan respek terhadap lawan," kata Zibenas.
Ia sudah berusaha melakukan adjustment pada saat jeda. "Ternyata tidak bisa mengubah. Hangtuah layak menang karena mereka tetap solid walau saat tertinggal," ujarnya.
Kapten Prawira, Diftha mengakui rekan-rekannya lambat dalam start. "Mungkin sedikit menganggap santai pertandingan ini. Momen-momen akhir kami juga kehilangan konsentrasi. Kami kalah karena kesalahan sendiri," aku Diftha.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News