Setiap sekolah mengirimkan timnya untuk bertanding di dua kelompok usia, yakni U-10 (24 tim) dan U-13 (37 tim). Tapi berbeda dengan sepak bola dewasa, sepak bola putri U-10 dan U-13 menggunakan bola ukuran 4 dengan diameter 63,5 hingga 66 cm dan berbobot 0,33-0,36 kg.
Kemudian, luas lapangan yang digunakan pun menyusut menjadi 24x40 meter dan gawangnya berukuran 2x5 meter. Sedangkan durasi permainannya hanya 2x10 menit dengan waktu istirahat selama 5 menit.
Jika sepak bola umumnya berkekuatan 11 orang pemain, tiap tim dalam pertandingan sepak bola putri ini hanya berisikan tujuh pemain. Milklife Soccer Challenge dimulai dengan babak penyisihan pada Kamis (15/6) hingga Sabtu (17/6), dilanjutkan dengan partai final pada Minggu (18/6).
Brand Manager MilkLife, Candy Lauw, mengatakan bergulirnya Milklife Soccer Challenge 2023 merupakan bentuk nyata atas komitmen pihaknya untuk menyehatkan anak-anak Indonesia. Sebab, olahraga yang ditopang dengan asupan kaya nutrisi seperti susu, akan membuat generasi masa depan Indonesia tumbuh sehat dan kuat.
"Olahraga yang melatih fisik seperti sepak bola tak hanya berdampak positif bagi kesehatan jasmani, tapi juga menguatkan karakter dan mental anak. Hal ini sejalan dengan visi Milklife, yakni menyehatkan masyarakat Indonesia dengan cara mendorong kebiasaan baik minum susu sebagai asupan nutrisi yang penting bagi anak-anak untuk memaksimalkan proses tumbuh kembang mereka menjadi generasi sehat dan tangguh," terang Candy.
"Dengan tagline MilkLife Berani Minum Susu karena MilkLife merupakan susu pertama di Indonesia dengan variant bebas lactosa, kejuaraan sepak bola putri ini sangat penting karena mendorong anak untuk lebih berani meraih prestasi membanggakan," tambahnya.
Milklife Soccer Challenge 2023 merupakan lanjutan dari kegiatan Milklife Soccer Coaching Clinic yang diadakan pada Maret lalu. Kala itu, 32 guru SD yang berada di Kudus menjalani program pelatihan sepak bola meliputi teori dan praktek langsung di lapangan yang dipimpin oleh pelatih Timo Scheunemann.
Coach Timo adalah seorang pelatih sepak bola yang telah memiliki lisensi kepelatihan UEFA A di Koeln, Jerman pada 2007. Dia juga pernah menjabat sebagai Kepala Bidang Pembinaan Pemain Usia Dini PSSI dan penulis buku “Dasar-Dasar Sepak Bola Modern”. Selain itu, Timo berpengalaman melatih tim nasional sepak bola putri Indonesia di ajang SEA Games 2009.
Pada Milklife Soccer Coaching Clinic, Coach Timo mengajarkan wawasan dasar teknik dan taktik penguasaan bola, pergerakan dan juga penempatan posisi pemain. Teknik-teknik dasar ini adalah kemampuan dasar yang harus dikuasai para siswi sekolah dasar.
Kemudian, para guru diminta mempraktekkan contoh program latihan yang tepat bagi pemain usia dini di lapangan rumput sintetis Supersoccer Arena.
Seusai dari pelatihan tersebut, para guru harus menyiapkan tim yang berasal dari anak didiknya guna mengikuti Milklife Soccer Challenge 2023. Hasilnya, sebanyak 61 tim sepak bola putri dari 32 sekolah dasar di Kudus mendaftarkan diri guna mengikuti kejuaraan ini.
Tak hanya bertanding sebagai sebuah tim di lapangan hijau dalam sistem gugur, para peserta juga ditantang unjuk kemampuan melalui skill challenge session seperti dribbling, passing & control, three on three, shooting on target dan penalty kick. Masyarakat umum juga dapat mengikuti uji ketangkasan tersebut di arena games.
Turnamen akan terselenggara di Supersoccer Arena yang memiliki lapangan rumput sintesis berstandar FIFA dan fasilitas olahraga terbaru Bakti Olahraga Djarum Foundation.
Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin, mengatakan bahwa Supersoccer Arena juga dilengkapi dengan sarana atletik dan panahan yang utamanya dibangun untuk pelatihan calon atlet dari usia dini.
"Sepak bola putri memiliki peluang untuk terus maju dan berkembang. Oleh karena itu, Milklife Soccer Challenge mengadakan program pembinaan dan pemassalan dari level siswi SD," kata Yoppy.
"Pada tahapan awal ini, kami berupaya menarik sebanyak mungkin minat dan kecintaan masyarakat terhadap sepak bola putri. Kami juga ingin mengenalkan bahwa sepak bola adalah olahraga yang fun sekaligus menyehatkan," sambungnya.
Untuk mempopulerkan sepak bola di kalangan siswi SD, Milklife Soccer Challenge dijadwalkan bergulir sebanyak tiga hingga empat kali dalam setahun. Dengan pelaksanaan rutin tersebut, masyarakat diharapkan bisa semakin mengenal dan memiliki minat yang tinggi terhadap sepak bola putri.
"Dan kami berharap tidak hanya di Kudus, tapi bisa diselenggarakan di kota lain agar geliat sepak bola putri di berbagai wilayah Indonesia bisa bangkit dan melahirkan atlet-atlet yang mengharumkan nama bangsa di masa mendatang," jelas Yoppy.
Bergulirnya Milklife Soccer Challenge 2023 disambut baik oleh para guru olahraga, termasuk Welly Elmando dari SD 2 Mlati Norowito. Sejak mengikuti pelatihan sepak bola pada Maret lalu, ia berhasil membentuk tiga tim U-10 dan satu tim U-13 yang akan bertanding di kejuaraan ini. Menurutnya, kejuaraan ini sangat efektif untuk mengenalkan sepak bola putri di kalangan siswi SD.
"Ini adalah pondasi yang bagus untuk membangun ekosistem sepak bola putri sehingga kelak dapat berprestasi. Yang terpenting, turnamen ini menjadi alat anak-anak untuk belajar sepak bola dengan senang hati dan tanpa paksaan. Minat dan ketertarikan anak-anak akan terbangun dengan sendirinya," ucap dia.
Sementara, salah satu peserta asal SD Negeri 2 Rendeng, Asyifa Sholawa Farizqi, mengaku sudah memiliki ketertarikan dengan sepak bola sejak berumur delapan tahun. Syifa--panggilan akrabnya, telah mengikuti pendidikan di salah satu Sekolah Sepak Bola (SSB) di Kudus hingga usianya kini menginjak 10 tahun.
"Aku suka sekali olahraga, apalagi sepak bola putri. Aku ingin menjadi pemain tim nasional putri Indonesia," ujar Syifa yang pernah meraih gelar Best Player pada Festival Sepak Bola Kelompok Umur 10 Bupati Cup 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News