PON XX Papua dinilai bisa membawa dampak positif untuk perkembangan wilayah Indonesia Timur. Bahkan, PON kali ini bisa berdampak besar bukan hanya untuk Papua, namun juga wilayah Indonesia Timur lainnya.
Bukan hanya dari sisi olahraga saja, tetapi juga sumber daya manusianya dalam manajemen olahraga. Hal itu diungkapkan mantan perenang nasional Shelly Selowati saat berbincang seputar PON di Media Center PON XX Papua, JCC Senayan, Jakarta.
"Secara pribadi suka, karena daerah Timur tidak pernah jadi tuan rumah, terutama event olahraga yang sangat besar seperti PON. Jadi ini dampak positif untuk mereka, terutama untuk sumber daya manusianya. Bukan hanya lebih terbuka dalam pengembangan olahraga potensialnya, tetapi juga maju dalam hal pembangunan. Khususnya sarana dan prasarana olahraga," kata peraih delapan medali emas PON 1979 dan 1981 itu, , Sabtu 2 Oktober 2021.
Dengan begini, Shelly menilai pengembangan olahraga di Indonesia akan semakin merata. Tidak hanya maju di satu tempat atau daerah saja. Karena biasanya, setelah menjadi tuan rumah bukan hanya secara infrstruktur saja, namun juga potensi cabang-cabang olahraga baru pun turut berkembang.
Dia juga berharap, PON bisadijadikan ajang persiapan para atlet untuk menuju multievent dengan skala level yang lebih tinggi. Hingga, siklusnya diminta untuk mengikuti siklus Olimpiade.
Menurutnya dengan PON para atlet nasional bisa melakukan persiapan secara berjenjang untuk menuju ajang yang tertinggi, yakni Olimpiade.
"Jadi PON ini kan seperti Olimpiade-nya olahraga di skala nasional. Jadi bagusnya mengikuti siklus Olimpiade, tetapi dengan jadwal yang disesuaikan. Karena PON bisa jadi ajang persiapan untuk mengikuti kejuaraan lainnya hingga menuju Olimpiade. Misalnya Olimpiade di Oktober, PON harusnya setahun sebelumnya. Jadi atlet bisa mengukur sejauh mana kapasitasnya untuk menuju ajang tertinggi, Olimpiade," katanya.
Namun, PON yang sudah berjalan selama ini menurutnya kadang tidak sesuai dengan aturan internasional. Padahal dengan mengacu ke aturan internasional, atlet justru dinilainya bisa berbicara lebih di level yang lebih tinggi.
"Setiap atlet pasti tidak ingin hanya jago kandang saja. Pasti ingin berprestasi lebih, sampai Olimpiade. Karena itu aturannya harus jelas, harus mengacu pada aturan internasionalnya," imbuh Board of Director AIBA (Asosiasi Tinju Amatir Internasional) ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id