Keberadaan Peng menjadi perhatian internasional selama hampir tiga pekan absen di depan umum setelah dia memposting pesan di media sosial pada awal November yang menyebutkan bahwa mantan wakil perdana menteri Tiongkok, Zhang Gaoli, telah melakukan pelecehan seksual terhadapnya.
Baik Zhang, yang pensiun pada 2018, maupun pemerintah Tiongkok tidak mengomentari pernyataan Peng dan topik tersebut telah diblokir dari diskusi langsung di internet Tiongkok yang sangat disensor.
"Bagaimana saya bisa meminta atlet kami untuk bertanding di sana ketika Peng Shuai tidak diizinkan untuk berkomunikasi secara bebas dan tampaknya telah ditekan untuk membantah tuduhan penyerangan seksualnya," kata Kepala Eksekutif WTA Steve Simon seperti dikutip dari Rueters, Kamis (2/12/2021).
"Mengingat keadaan saat ini, saya juga sangat prihatin dengan risiko yang dapat dihadapi semua pemain dan staf kami jika mengadakan acara di China pada 2022," tambahnya.
Keputusan tersebut muncul saat Beijing bersiap menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin pada Februari mendatang. Sementara itu, kelompok hak asasi global telah menyerukan pemboikotan Olimpiade Beijing atas rekam jejak pelanggara hak asasi manusia di Tiongkok. (ANT)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News