Masing-masing satu medali perunggu, perak dan emas, menandai gemilangnya prestasi Fadli di ajang multi-event disabilitas terbesar se-Asia tersebut. Pada ajang tersebut, Fadli masuk kualifikasi C4, di mana ia menggunakan kaki kiri buatan.
Medali-medali tersebut diraihnya lewat nomor sprint tim putra (perunggu), time trial putra (perak), dan individual pursuit 3000 meter putra (emas). Fadli sekaligus menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang meraih emas dari cabang olahraga para cycling di Asian Para Games 2018.
"Yang saya raih, emas, perak, perunggu, itu sudah membuat saya sangat puas. Walaupun saya dapat perak dan perunggu di kelas tersebut, saya merasa sudah memberikan maksimal," kata Fadli di Jakarta pada Rabu (17/10).
Sebelum menghadapi Asian Para Games 2018, Fadli sudah memulai pemusatan latihan selama 10 bulan atau sejak bulan Januari. Ia terus menjaga konsistensi performa, kebugaran, dan mental sejak latihan hingga saat bertanding.Baca: Pebalap Motor Profesional Kini Berprestasi di Para-cycling
"Saya melakukan 110 persen (pada pertandingan) dari yang saya lakukan pada saat latihan. Target saya adalah untuk melebihi dari 100 persen saat saya latihan dan ketika itu tercapai, saya dapat apa yang saya mau," ujar Fadli saat wawancara dengan Medcom.id.
"Saya tidak mau grafik saya menurun, jangan sampai performa latihan lebih bagus dari saat event. Maka itu, saya menjaga pola makan dan latihan," lanjut dia.
Fadli sebelumnya menggeluti dunia balap motor dan telah meraih berbagai prestasi bergengsi. Di antaranya medali emas Pekan Olahraga Nasional (PON) 2004 dan juara nasional kelas Supersport 600cc.
Namun petaka menghampirinya pada saat balapan di Sirkuit Sentul tahun 2015. Motor Fadli ditabrak pembalap Thailand, Jakkrit Sawangswat, dan menyebabkan kecelakaan parah. Kaki kirinya pun harus diamputasi.
Kini, Fadli menargetkan untuk berprestasi di ASEAN Para Games 2019 Manila. Ia juga bersiap untuk mengunci tiket Paralympic Tokyo 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News