Ilustrasi Tinju. (Foto: Dok. Freepick)
Ilustrasi Tinju. (Foto: Dok. Freepick)

Tinju: Jejak Sejarah dari Masa Kuno hingga Kejayaan di Indonesia

Alfa Mandalika • 15 November 2024 09:00
Jakarta: Tinju, olahraga penuh adrenalin yang mengadu kekuatan dan strategi, memiliki sejarah panjang yang menyapa dunia sejak zaman kuno. Dari pertarungan brutal pada masa lampau hingga menjadi olahraga profesional yang terstruktur, tinju telah berevolusi dan memikat jutaan penggemar di seluruh dunia.
 
Jejak tinju pertama kali tercatat dalam sejarah di Mesir kuno, sekitar tahun 3000 SM. Bukti-bukti arkeologis menunjukkan bahwa tinju sudah menjadi bentuk hiburan dan ritual pada masa itu.  Pertandingan tinju juga tercatat dalam kitab Mahabharata, yang menunjukkan bahwa olahraga ini sudah dikenal di India kuno.
 
Tinju Berdiri Tahun Berapa?

Meskipun tidak ada tanggal pasti kapan tinju pertama kali berdiri sebagai olahraga terstruktur, bukti-bukti sejarah menunjukkan bahwa tinju sudah ada sejak zaman kuno. Salah satunya  Theagenes dari Thaos, seorang petinju Yunani, menjadi juara Olympic Games pada tahun 450 Masehi.
 
Tidak ada pencipta tunggal untuk olahraga tinju.  Tinju muncul secara alami sebagai bentuk pertarungan dan hiburan di berbagai budaya.  Namun, Jack Broughton, seorang juara tinju Inggris, dianggap sebagai orang pertama yang menggunakan sarung tinju pada abad ke-18.  Sarung tinju ini dirancang untuk mengurangi risiko cedera serius pada para petinju.
 
Baca juga: Ketahui, Ini Teknik Dasar dan Tips Shadow Boxing
 
Sejarah Tinju Dunia
 
Tinju modern mulai berkembang pada abad ke-19, dengan aturan dan organisasi yang lebih terstruktur.  Pertandingan tinju profesional mulai populer di Inggris dan Amerika Serikat, melahirkan para petinju legendaris seperti  Muhammad Ali, Mike Tyson, dan Joe Louis.
 
Tinju juga menjadi bagian dari Olimpiade Modern sejak tahun 1896.  Pertandingan tinju amatir di Olimpiade memiliki aturan yang berbeda dengan tinju profesional, dengan fokus pada teknik dan sportivitas.
 
Tinju diperkenalkan ke Indonesia oleh bangsa Eropa pada awal abad ke-20.  Pertandingan tinju awalnya digelar di pasar malam dan menjadi hiburan populer bagi masyarakat.  Pada 1920-an, mulai terbentuk organisasi tinju di Indonesia, seperti PERTIGU (Persatuan Tinju dan Gulat) dan PERTINA (Persatuan Tinju Amatir Indonesia).
 
Indonesia kemudian melahirkan para petinju berprestasi, seperti Ellyas Pical, Nico Thomas, dan yang paling terkenal, Chris John.  Chris John, yang dikenal sebagai "The Dragon", menjadi juara dunia kelas bulu WBA pada 2003 dan memegang gelar tersebut selama enam tahun. Prestasi Chris John menginspirasi generasi muda Indonesia untuk menekuni olahraga tinju.
 
Tinju tetap menjadi olahraga yang populer di seluruh dunia.  Pertandingan tinju profesional masih menjadi hiburan yang mendebarkan, dengan para petinju kelas dunia seperti  Manny Pacquiao, Floyd Mayweather Jr., dan Canelo Alvarez.
 
Di Indonesia, tinju masih menjadi olahraga yang digemari, dengan banyak petinju muda berbakat yang berjuang untuk meraih prestasi di tingkat nasional maupun internasional.  Tinju terus berkembang dan memberikan inspirasi bagi para atlet dan penggemar di seluruh dunia. (Laura Oktaviani)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ASM)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan