Atlet panjat tebing Indonesia (Humas FPTI)
Atlet panjat tebing Indonesia (Humas FPTI)

Atlet Panjat Tebing Ikuti Kejuaraan Dunia Sebelum ke Olimpiade

Ahmad Mustaqim • 31 Maret 2019 20:02
Kejuaraan dunia yang diikuti diharapkan bisa menjadi ajang latihan jelang Olimpiade 2020 di Tokyo, Jepang.
 
Yogyakarta
: Para atlet panjat tebing Indonesia akan mengikuti sejumlah kejuaraan dunia sebelum praolimpiade dan olimpiade. Proses ini harus dijalani sebagai syarat yang ditetapkan Federasi Panjat Tebing Internasional atau IFSC. 
 
Manajer Pelatnas Panjat Tebing Pristiawan Buntoro menjelaskan federasi mengatur prakualifikasi menuju olimpiade harus mengikuti sejumlah kejuaraan dunia. Keikutsertaan itu sekaligus untuk berlatih. 

"Kami uji tanding sambil berlatih, berangkat 2 April. Kami akan mengikuti 5 kejuaraan dunia," ujarnya Pristiawan di Yogyakarta pada Sabtu, 30 Maret 2019.
 
Ia mengungkapkan, selama sebulan sepuluh hari akan berada di Swiss. Setelah itu, mereka akan berlanjut ke Moskow, Rusia. Mereka akan berada di Rusia selama 15 hari. 
 
"Setelah itu kita langsung menuju ke China untuk (mengikuti) dua kejuaraan dunia. Setelah China selesai, kita akan training camp di Jerman sambil menunggu kejuaraan di tanggal 19 Mei," ungkapnya.
 
Baru setelah menyelesaikan sejumlah kejuaraan, para atlet akan pulang ke Indonesia. Mereka kembali menjalani pelatnas di Yogyakarta hingga bulan Juli. Jadwal padat akan kembali dijalani para atlet. 
 
Pada bulan Juli itu juga mereka akan berangkat ke Jepang. Sebab, akan ada tiga kejuaraan dunia yang digelar pada bulan Agustus. Hingga pada bulan November mendatang mereka akan menjalani pertandingan prakualifikasi olipiade dan pada Mei 2020.
 
"Dari 3 event itu kita akan memperebutkan kuota 20 putra dan 20 putri. Target kita di bulan November di kualifikasi event Paris dapat kuota di sana," ujarnya. 
 
Untuk bisa mencapai target itu, Pristiawan melanjutkan, para atlet sudah melakukan pemusatan latihan dan memfokuskan pada persiapan prakualifikasi olimpiade. Sebab, peserta yang boleh ikut kualifikasi harus berada di peringkat 20 besar dunia. 
 
Lawan terberat di seluruh dunia yang akan Indonesia hadapi berada di nomor lead dan boulder. Sementara, nomor speed yang dipegang sejumlah atlet Indonesia dianggap mengalami problem yang sama. 
 
Menurut dia, keunggulan negara harus bisa mencakup di tiga nomor tersebut. "Karena, keunggulan di salah satu nomor ini sangat penting. Jika kita bisa unggul di speed, kita tinggal kejar di peringkat pertengahan di lead sama boulder kita sudah bisa dapat," ungkapnya. 
 
Video: Ajang Internasional Banyuwangi 2019
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan