Hal ini akan melengkapi serangkaian tes yang ia lakukan, sebelum benar-benar memiliki kemampuan optimal untuk menyusuri gurun pasir Arab Saudi. Di samping itu, latihan ini juga dimaksudkan agar menopang performa, mengingat pada kompetisi ini akan lebih berat dari Asia Cross Country Rally (AXCR) yang pernah ia lakoni pada 2023 dan 2024.
Sebelumnya, pada awal Agustus 2025 lalu Jeje bersama timnya sempat melakukan latihan perdana yang dilakukan di Pasir Gumuk, Yogyakarta. Menurutnya, sesi tersebut dimanfaatkan untuk membiasakan diri mengendarai mobil di kondisi pasir dan mencari ritme.
“Jadi kalau kemarin yang di Gumuk Pasir (Yogyakarta) itu latihan pertama. Sebenarnya pada saat latihan kemarin, lokasi itu adalah yang paling menyerupai dengan padang pasir, karena di Indonesia enggak ada yang seperti itu, jadi kita fokuskan latihan di Gumuk Pasir. Kemarin saya pakai Toyota Fortuner yang dipinjamkan oleh PT Toyota Astra Motor (TAM), mereka juga menjadi salah satu sponsor saya. Mobilnya pun belum ada modifikasi apa-apa, hanya mengganti ban dengan jenis MT agar bisa lebih maksimal latihannya,” ungkap Jeje.
Sementara itu, untuk porsi latihan yang nantinya ia lakoni di Gurun Sahara, Afrika Utara, Jeje bakal melakukan beberapa tes. Di sesi ini Jeje akan menggunakan Toyota Land Cruiser 100, SUV yang bakal ia geber di Dakar Rally 2026.
| Baca juga: Mengenal Rompi Airbag, Perangkat Wajib Reli Dakar Sejak 2021 |
Untuk mengikuti rally paling ganas di dunia ini, menurutnya lebih memungkinkan untuk melakukan penyewaan kendaraan dari tim yang memang sudah memiliki pengalaman. Alasan tersebut juga untuk menghindari beberapa hal terkait regulasi, pengiriman serta biaya yang akan lebih membengkak.
“Pada saat latihan berikutnya akan kita lakukan di Gurun Sahara di Afrika. Itu baru pakai mobil yang akan digunakan balap di Dakar nantinya. Jadi nanti yang latihan di awal September itu sudah menggunakan mobil balap itu dan mobilnya adalah Toyota Land Cruiser seri 100 yang mana disiapkannya juga dari Perancis. Kenapa tidak bawa mobil dari Indonesia? Karena balik lagi terlalu besar resikonya untuk kita di sini yang awam belum pernah ikut Dakar. Belum tahu persis spesifikasinya harus bangun seperti apa, biayanya akan terlalu lebih mahal lagi jadi lebih baik sewa di satu workshop yang memang sudah langganan ikut Dakar beserta dengan truck support, mekanik, dan tim supportnya,” bebernya.
Nantinya Jeje akan akan ditemani co-driver asal Prancis yang memiliki pengalaman di Dakar. "Jadi memang untuk Dakar ini akhirnya saya memutuskan co-drivernya dengan orang yang memang sudah pengalaman untuk lebih meminimalisir, misalnya ada resiko-resiko seperti hilang atau tersesat di gurun pasir atau yang lain-lainnya. Namanya Mathieu Monplaisi, dia juga memiliki pengalaman di Dakar ini,” tambah Jeje.
Jeje sendiri masih harus mempelajari beragam aspek lain termasuk adaptasi dengan mobil setir kiri, setingan mobil, hingga teknik menyetir di lintasan gurun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id