Eko Yuli Irawan saat beraksi di SEA Games 2017 Malaysia (Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Eko Yuli Irawan saat beraksi di SEA Games 2017 Malaysia (Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Jelang Asian Games 2018

Asian Games 2018: Eko Yuli Tinggalkan Pelatnas Angkat Besi

Monica Felicitas Gracia V • 21 Februari 2018 23:02
Jakarta: Lifter andalan Indonesia Eko Yuli untuk sementara harus meninggalkan Pelatnas Angkat Besi Indonesia yang tengah bersiap untuk tampil di Asian Games 2018. Bukan karena pencoretan nomor 62kg yang jadi andalannya, tapi karena kondisi kesehatannya yang tidak mendukung.
 
Pelatih kepala Pelatnas Angkat Besi Indonesia, Dirdja Wihardja mengonfirmasi bahwa Eko Yuli harus meninggalkan pelatnas karena terserang penyakit tifus. Eko sakit sejak Senin lalu, 19 Februari 2018 dan kini dirawat di Rumah Sakit Hermina Galaxy Bekasi, Jawa Barat.
 
"Beberapa hari yang lalu dia (Eko) izin pulang, dan tiba-tiba sakit," kata Dirdja saat berbincang dengan medcom.id, di Pelatnas PB PABSI (Persatuan Angkat Besi, Angkat Berat, dan Binaraga Indonesia, Rabu 21 Februari 2018.
 

Baca: Asian Games 2018: Nomor Andalan Eko Yuli Dicoret, PABBSI Ajukan Protes


Dirdja mengatakan, Eko sakit sejak Senin lalu, 19 Februari 2018 dan kini dirawat di Rumah Sakit Hermina Galaxy Bekasi Jawa Barat.

"Beberapa hari yang lalu dia (Eko) izin pulang, dan tiba-tiba sakit. Saat ini dua masih dalam tahap penyembuhan," kata Dirdja.
 
Dirdja menegaskan bahwa Eko sakit bukan karena keputusan Federasi Angkat Besi Asia (AWF) yang mencoret nomor andalan Eko, yakni 62kg di Asian Games 2018. Dijelaskannya, Eko sakit lantaran kelelahan karena berlatih cukup keras selama berada di pelatnas.
 
Meski demikian, Dirdja tidak bisa menutupi fakta bahwa pihak PB PABBSI, lebih khusus Eko Yuli sangat kecewa dengan keputusan tersebut. Sebab, keputusan tersebut dibuat secara sepihak dan tidak melibatkan negara-negara peserta (Asian Games) untuk berdiskusi sebelum mengeluarkan surat keputusan resmi pada 11 Februari dan baru beredar di Indonesia pada hari ini.
 
"Mestinya kalau mau ada pencoretan setelah Asian Games. Ini aneh. Kalau pun tidak bisa, nanti akan kami pikirkan apa kelas Eko akan naik atau turun," kata Dirdja.
 

Baca juga: Dana Bantuan Kemenpora Membuat Cabor Bingung dan Resah


Lebih jauh, Dirdja menegaskan bahwa pihak PB PABBSI akan terus berjuang agar AWF mengubah keputusan tersebut. Untuk itu, mereka akan meminta dukungan dari pihak-pihak terkait seperti KOI, KONI, Inasgoc dan juga pemerintah. 
 
"Kepada KOI, KONI dan Menpora harus memperjuangkan agar kelas 62kg dipertandingkan. Percuma menjadi tuan rumah kalau tidak ada powernya," tandasnya.
 
Kengototan Dirdja terasa wajar. Sebab, kelas 62kg merupakan salah satu andalan Indonesia untuk mendulang medali emas di Asian Games nanti. Indikasinya pun sudah terlihat ketika Eko Yuli sukses meraih medali emas pada test event yang dilangsungkan pekan lalu dengan total angkatan 295 kg (135 snacth dan 160 clean & jerk).
 
Tak ingin ketinggalan update berita bola dan olahraga? Follow instagram kami @medcom_olahraga
 
Video: ?Luis Milla Ubah Posisi Sejumlah Pemain Timnas

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ACF)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan