"Asian Para Games keempat Hangzhou sudah di depan mata. Bagi saya kalian bukan hanya olahragawan, tetapi tokoh pergerakan hak-hak kemanusiaan," tutur Dito.
"Karena ajang ini merupakan ruang bagi teman-teman untuk mendidik dunia, bahwa semua manusia harus memiliki kesempatan yang adil, sama, dan setara tanpa terkecuali," urainya.
Menpora Dito menyatakan, perjuangan para atlet penyandang disabilitas ini bukan hanya untuk mendapatkan medali. Melainkan juga perjuangan sejati dalam mengubah dan melawan diskriminasi terhadap kelompok disabilitas yang terjadi di berbagai sektor.
Berangkat dari hal tersebut, Menpora menyatakan pihaknya di Kemenpora selalu bersedia pasang badan untuk memperjuangkan para atlet penyandang disabilitas. Salah satunya melalui ajang olahraga yang inklusif dan ekosistem industri nasional yang juga menjadi lebih inklusif.
"Maka dari itu dengan penuh kebanggaan saya menyambut kontingen Asian Para Games Indonesia yang saya yakin hari ini dipenuhi semangat dan tekad yang membara. Siap berjuang untuk meraih podium tertinggi di ajang olahraga terbesar se-Asia," tutur Dito.
Terlebih, sambung Menpora, para atlet ini nantinya bukan sekadar hadir sebagai perwakilan Negara Indonesia. Tetapi juga perwakilan terbaik dari Asia Tenggara. Pasalnya Indonesia sudah tiga kali menjadi juara umum dalam pesta olahraga para se-Asia Tenggara, SEA Para Games.
"Kalian di sana sudah sebagai perwakilan nomor satu dari Asia Tenggara, jadi harus pede, yakin, mental enggak boleh drop," kata Dito.
Lebih lanjut Menpora Dito meminta para atlet meyakini dalam diri masing-masing sebagai patriot olahraga yang membanggakan, yang bertanggung jawab, berbudi pekerti luhur, siap menjunjung tinggi kehormatan bangsa, dan mengobarkan semangat juang untuk jadi pemenang di setiap tantangan.
"Tunjukanlah nilai-nilai luhur olahragawan yang sejati, jadi patriot olahraga Indonesia yang perkasa dan berwibawa. Tunjukkanlah keramahan, dan budi pekerti luhur yang menjadi budaya dan karakter bangsa Indonesia," tegasnya.
"Mari kita juga sematkan, misi persahabatan dengan sesama. Karena olahraga bukan sekadar menang dan kalah. Lawan itu ketika di arena pertandingan, namun jadikan kawan dalam berkehidupan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News