Meski sudah tidak muda lagi, Nederlof yang berasal dari Belanda punya peran penting untuk Nex CCN Cycling Team yang merupakan klubnya. Selain itu, dia juga belum pernah gagal finis hingga tujuh etape belakangan ini
Sejatinya, Nederlof bukan orang baru untuk event TdS. Dia mengaku, dalam 10 kali kunjungannya ke Sumatera Barat, tujuh di antaranya dengan menjadi peserta TdS. Dia tertarik tampil tahun ini karena rindu dengan keindahan alam dan budaya Sumatera Barat.
"Saya sudah ketagihan dengan bersepeda dan tantangannya. Oleh karena itu, tetap balapan hingga setua ini. Sungguh senang bisa kembali di Tour de Singkarak karena alamnya sangat indah," ujar Nederlof.
.jpg)
Kebersamaan Lex Nederlof (paling kiri) dengan tim NEX CCN. (Foto: Medcom.id/Zam)
Dengan usianya yang sudah kepala lima, Lex pun sadar bakal kesulitan menghadapi lawan-lawan yang lebih muda. Terlebih lagi, punggungnya sering nyeri ketika bangun tidur. Tak heran jika prestasi pribadi bukanlah target yang dia incar di TdS 2018.
"Punggung saya sudah sering sakit ketika bangun tidur. Tapi sejam kemudian sudah lebih baik. Kondisi ini membuat saya harus tampil pintar di tiap etape. Saya tidak mungkin tampil agresif atau berduel dengan pembalap muda," papar Nederlof.
"Masih bertahan tampil di sini saja sudah seperti bonus bagi saya. Jadi, kesempatan ini benar-benar luar biasa," tambahnya menutup.
Nederlof sedang berada di urutan 65 klasemen sementara para pembalap dengan total waktu 28 jam 42 menit dan 59 detik. Untuk timnya, NEX CCN Cycling bertengger di posisi 15 atau strip di atas urutan paling buncit.
Selanjutnya, Nederlof dan peserta lain akan ditantang etape terakhir yang memiliki rute dari Pantai Carocok Painan hingga Pantai Kota Pariaman (158 km). Balapan kali ini sedikit berbeda karena berlangsung dibawah teriknya matahari wilayah pantai Sumatera Barat. Sebelumnya, para peserta tampil di wilayah pegunungan yang beriklim sejuk.
Daud Yordan Incar Menang KO atas Crolla
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News