Bertanding di Studio Podcast #CloseTheDoor milik artis Deddy Corbuzier, Dadang Subur gagal memenuhi ekspektasi publik yang berharap duel berlangsung seru. Dewa Kipas menyerah di babak ketiga tanpa perlawanan sama sekali.
Pertandingan tersebut digelar empat babak dengan waktu 10 menit. Dewa Kipas hanya bermain sebanyak tiga babak dan menyerah di babak keempat.
Dari kekalahan Dadang Subur ada fakta-fakta menarik. Berikut tiga fakta kekalahan sang Dewa Kipas:
1. Mengaku tidak biasa bermain 10 menit
Pasca pertandingan Dewa Kipas mengaku mengaku tidak terbiasa bermain catur cepat dengan waktu 10 menit (rapid chess). Untuk itu ia merasa tidak optimal saat berduel dengan WGM Irene.“Karena saya main 10 menit itu nggak biasa,” ucap Dadang usai pertandingan.
Namun, menariknya ternyata saat mengalahkan GothamChess di gim Chess.com, Dewa Kipas bermain mode rapid. GothamChess alias Levy Rozman juga sempat mengunggah catatan pertandingan Dadang Subur yang selalu bermain rapid.
2. Akurasi di bawah 40 persen
Akurasi pergerakan bidak catur Dewa Kipas jauh beda dengan di gim catur. Berdasarkan hasil analisa Levy, akurasi Dewa Kipas di bawah 40 persen.Angka tersebut jauh dengan akurasi di gim, tercatat akurasi Dewa Kipas mencapai 90 persen. Dalam statistik di gim Chess.com, Dewa Kipas mempunyai akurasi pergerakan mencapai 90 persen, bahkan sempat mencapai 99,5 persen.
“Jadi @irene_sukandar telah mengalahkan Dewa Kipas 3-0. Akurasinya kurang dari 40 persen dalam permainan,” cuit Levy di akun Twitternya @GothamChess, Senin, 22 Maret 2021.
3. Kalah tapi dapat Rp100 juta
Meski kalah Dewa Kipas tetap berhak membawa pulang hadiah. Ia menerima Rp100 juta.Dadang Subur mengakui juga mengakui kekalahannya dari WGM Irene. Apalagi ia juga banyak membuat blunder atau kesalahan sendiri.
"Saya sangat menerima kekalahan ini. Irene memang layak menyandang status Woman Grandmaster. Semoga Irene selalu sukses," ujar Dadang usai pertandingan.
Lebih lanjut, Dadang mengaku level permainannya masih jauh di bawah level Irene. Ia menilai Irene sudah memiliki karakter permainan kuat dan tidak ada celah untuk dikalahkan.
"Memang bukan kelas saya bertanding dengan Irene. Saya juga banyak melakukan blunder," lanjut Dadang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News