Petenis berusia 25 tahun itu membutuhkan waktu 2 jam 36 menit untuk mengalahkan Hurkacz yang berstatus sebagai unggulan ke-14. Di final, Berrettini akan menghadapi pemenang dari laga semifinal antara Novak Djokovic kontra Denis Shapovalov.
Kemenangan atas Hurkacz juga membuat Berrettini menjadi petenis Italia pertama yang mencapai final Grand Slam setelah Adriano Panatta yang memenangi ajang Roland Garros pada 1976 silam. Menanggapi itu, Berettini mengaku tidak pernah menyangka bisa ke final Wimbledon.
"Saya tak bisa berkata-kata. Saya rasa, saya perlu waktu beberapa jam untuk memahami apa yang terjadi. Saya hanya tahu saya memainkan laga yang luar biasa. Saya sangat senang berada di sini," kata Berrettini seusai laga seperti dikutip Reuters.
"Saya tidak pernah memimpikan ini karena terlalu berlebihan untuk sebuah mimpi," tambahnya.
Kesuksesan Berrettini dalam dua pekan belakangan ini tidak datang begitu saja. Sebab, ia tampil di All England Club (venue Wimbledon) setelah memenangi gelar level-tour kelimanya di Queen's Club Championship.
Dia adalah petenis pertama yang memenangi ajang pemanasan Wimbledon itu dalam penampilan debut, setelah Boris Becker pada 1985 silam. Kemudian, dia juga menyamai prestasi petenis legendaris asal Jerman itu dengan menyelesaikan gelar ganda Queen's Club Wimbledon pada tahun yang sama. (ANT)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id