Ketua Panitia Pelaksana sekaligus Wakil Ketua Umum II Bidang Pembinaan dan Prestasi PB Perpani, Abdul Razak, menuturkan bahwa Kejurnas Panahan Antarklub 2025 digelar untuk memperkuat struktur kompetisi panahan di Indonesia. Kemudian, dia berharap ajang ini dapat melahirkan talenta-talenta berkualitas yang kelak membela Indonesia di kejuaraan internasional.
"MilkLife Archery Challenge Kejurnas Antarklub 2025 merupakan penyelenggaraan pertama dan menjadi salah satu bentuk inovasi dari PB Perpani yang menjadi modal penting untuk memperkuat fondasi prestasi nasional," ujar Abdul Razak dalam keterangan resmi turnamen.
"Di satu sisi, kompetisi ini juga untuk memperluas kesempatan atlet muda menguji kemampuan dan menambah jam terbang mereka dalam pertandingan level nasional. Sehingga, nantinya diharapkan dapat lahir talenta-talenta berkualitas yang bisa memperkuat Indonesia ketika melakoni kejuaraan internasional baik di level regional maupun dunia seperti Olimpiade," tambahnya.
MilkLife Archery Challenge - Kejurnas Panahan Antarklub 2025 mempertandingkan empat divisi, yakni Nasional, Compound, Recurve, dan Barebow. Divisi Nasional terbagi dalam empat kelompok usia yang terdiri dari U10, U13, U15, dan U18. Sedangkan divisi Compound dan Recurve terdiri dari empat kelompok usia (U-13, U15, U18, dan umum). Untuk divisi Barebow mempertandingkan para peserta yang rata-rata di atas 30 tahun. Kemudian, setiap divisinya mempertandingkan nomor perorangan putra/putri, beregu putra/putri serta beregu campuran.
"Dengan banyaknya divisi dan kelompok usia ini, para atlet bertemu lawan sepadan sehingga kemampuan mereka dapat terukur dengan baik. Ke depannya, kami berupaya dapat rutin menyelenggarakan kejuaraan ini sehingga para atlet memiliki tujuan pasti ketika berlatih," jelas Abdul Razak.
Senada dengan hal tersebut, Yoppy Rosimin selaku Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation menuturkan bahwa penyelenggaraan MilkLife Archery Challenge - Kejurnas Antarklub selaras dengan upaya pihaknya yang tengah memperkuat ekosistem panahan di level usia dini. Sejak tahun lalu, MilkLife Archery Challenge rutin digelar dua kali dalam setahun dengan memperlombakan divisi PVC dan Nasional yang ditujukan untuk meningkatkan minat menggeluti olahraga panahan.
"Jenjang pembinaan atlet panahan di berbagai lapisan usia kini terlihat jelas dengan adanya MilkLife Archery Challenge bagi usia dini, lalu Kejuaraan Panahan Junior dan Kejuaraan Panahan Antarklub sebagai jembatan menuju Seleksi Nasional hingga akhirnya bergabung dengan Pelatnas dan membela Indonesia di panggung dunia. Kami berharap, dengan mata rantai ekosistem dan piramida pembinaan yang kuat ini, para atlet panahan dapat semakin termotivasi untuk berlatih dan mendulang prestasi yang membuat Indonesia digdaya di cabang olahraga ini," tutur Yoppy.
Dukungan Djarum Foundation tak lepas dari potensi ukiran prestasi para atlet di level internasional. Indonesia pernah meraih medali perak dalam Olimpiade Seoul 1988 melalui tiga srikandi Nurfitriyana Saiman, Kusuma Wardhani dan Lilies Handayani. Paling anyar, atlet panahan Indonesia mendulang medali emas dalam SEA Games Thailand 2025 melalui nomor Recurve individual serta beregu putra dan putri. Di nomor Compound, atlet panahan Indonesia juga meraih emas di nomor individual dan beregu putri.
"Dengan catatan prestasi tersebut, kami yakin bila ekosistem pembinaan atlet panahan dapat dipupuk dengan baik, bukan tidak mungkin Indonesia dapat berjaya di level yang lebih tinggi lagi seperti Olimpiade," ucap Yoppy.
Sementara itu, dari arena pertandingan, pemanah muda asal DKI Jakarta, Galeno Rubyan Ashia, yang bertanding di nomor Recurve U13 Perorangan Putra sukses meraih gelar juara. Di partai final, atlet dari Fast Kodamar ini mengungguli perlawanan hebat wakil Wibawa Mukti Archery, Ramdhani Khairul Anwar. Ia bertutur, kunci keberhasilannya tak lepas dari kedisiplinan dalam berlatih serta doa yang selalu dipanjatkan.
"Rasanya senang banget, lega bisa jadi juara. Kunci keberhasilan saya bisa menjadi juara adalah disiplin dalam berlatih sama terus berdoa. Kesuksesan ini saya persembahkan buat ayah sama bunda. Ayah sudah banyak mendukung, terus bunda juga sabar mendampingi saya setiap berlatih dan bertanding. Target terdekat saya sekarang masuk Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda), tapi mimpi besarnya Insyaallah bisa sampai tampil di Olimpiade. Saya ingin terus menjadi juara di banyak kejuaraan, makanya harus latihan terus dan fokus jadi atlet panahan," kata Galeno.
Untuk Divisi Recurve U15 Perorangan Putri, terdapat pemanah asal Grobogan Archery School, Kori Rajwa Nuha Saputro, yang keluar sebagai juara setelah meredam perlawanan Alyeva Putri Rafina dari klub Fast Kodamar di laga puncak. Pada laga tersebut, Kori sempat merasa gugup karena harus kembali berhadapan dengan Alyeva. Pasalnya, Kori pernah dikalahkan Alyeva di ajang lain.
"Saya berusaha menjadi yang terbaik di kejuaraan ini dengan latihan setiap hari. Latihan rutin, termasuk latihan fisik, supaya bisa lebih siap saat pertandingan. Di final tadi, saya fokus sama penampilan diri sendiri. Saya juga sangat senang sekali bisa membuat sejarah sebagai atlet pertama yang menjadi juara di Kejurnas Antarklub di Kudus ini. Keberhasilan ini juga membuat saya semakin termotivasi untuk terus konsisten berlatih keras demi mewujudkan mimpi terbesar saya menjadi wakil Indonesia yang mampu menjadi juara di tingkat internasional," tandas atlet yang mulai menekuni panahan sejak kelas 3 Sekolah Dasar ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News