Menurut Oktohari, perangkat itu sangat penting sebagai pengingat sekaligus peringatan jika suatu saat bakal terjadi bencana alam.
"Pengalaman saya waktu SEA Games kemarin, Filipina lebih advance soal early warning system bencana ketimbang Indonesia. Harusnya kita juga punya yang seperti itu," kata Oktohari lewat pernyataan resmi yang diterima, Jumat 10 Januari.
Lebih lanjut, Oktohari mengatakan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) baru bekerja setelah ada kejadian di suatu daerah tertentu. Sedangkan yang dibutuhkan Indonesia adalah peringatan dini sebelum terjadinya bencana alam.
"Di Filipina kemarin kami semua sudah diberi peringkatan sekitar empat hari sebelum adanya topan. Alarm di masing-masing ponsel sudah bunyi. Early warning system mereka ini terintegerasi langsung dengan provider,” jelas Oktohari.
Ke depan, Oktohari berharap pemerintah segera membuat early warning system bencana supaya masyarakat bisa mengantisipasi terjadinya bencana sejak dini. Terlebih jika misalnya banjir yang melanda Kota Jakarta ini disebut sebagai siklus 10 tahunan.
"Artinya 10 tahun ke depan kan kita sedang mempersiapkan diri sebagai tuan rumah Olimpiade. Bagaimana kita mau jadi tuan rumah kalau masih banjir?" ujarnya.
"Kita harus tetap menggunakan presepsi positif karena itu bisa menjadi konsederasi untuk menggagalkan Indonesia sebagai tuan rumah Olimpiade. Kalau kita menunjukkan persiapan dengan perbaikan yang matang hal-hal seperti ini bisa jadi antisipasi," sambungnya.
Di sisi lain, anggota Eksekutif Komite NOC Indonesia Rafiq Radinal menambahkan normalisasi sungai di Jakarta juga harus segera dilakukan. Itu diperlukan supaya ke depannya tidak ada lagi berita mengenai banjir di Ibu Kota.
"Tidak ada ada bangunan liar di bantararan sungai akan membantu masalah banjir. Apalagi dengan adanya early warning system akan sangat membantu. Sebab untuk menjadi Host Olympic juga dilihat dari kesiapan kota itu," terang Rafiq.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id