"Khusus untuk olahraga petualangan dan alam kita sangat menjadi dambaan bagi para penggemar olahraga petualangan dan tantangan. Tetapi memang kita belum menggarap itu dan kita harus garap dengan serius ke depannya," ujar Menpora dalam Webinar di Jakarta, Rabu (15/7/2020).
Zainudin beranggapan, Thailand sebagai negara tetangga sudah memanfaatkan wisata olahraga sebagai salah satu penyumbang devisa negara. Begitu pula dengan Filipina yang memanfaatkan momentum SEA Games 2019 sebagai langkah awal memajukan olahraga pariwisata.
Sementara Indonesia, kata dia, belum terlalu memaksimalkan potensi ini yang notabene secara geografis memiliki kekayaan alam beragam dan bisa dimaksimalkan dalam menggelar event olahraga pariwisata.
"Memang kami mendorong supaya Sport Tourism menjadi tema yang harus kita gaungkan terus-menerus dan memang sekarang ini belum (dilakukan)," katanya.
Di satu sisi, saat menyambut normal baru yang kemudian direvisi menjadi adaptasi kebiasaan baru (AKB), wisata olahraga bakal menjadi sektor unggulan untuk memulihkan perekonomian.
Olahraga seperti sepeda, panjat tebing, jetski, selancar, hingga lari lintas alam, disebutkannya bisa menjadi pilihan. Apalagi secara kontak fisik, olahraga itu tidak melibatkan begitu banyak orang. Meski begitu, protokol kesehatan tetap harus menjadi perhatian.
"Tentu ada penyesuaian baik itu pra, saat pelaksanan, dan pasca. Supaya, tempat pelaksanaan kegiatan tidak menjadi klaster baru bagi pandemi virus korona. Kuncinya, disiplin menerapkan protokol kesehatan agar tidak menjadi klaster baru," ujar Zainudin.
Sementara itu, Asisten Deputi Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Kemenkomarves Kosmas Harefa memprediksi wisata olahraga bakal menjadi tujuan wisata di tengah pandemi.
Ia mengatakan, masyarakat akan menghindari berwisata ke tempat-tempat yang penuh dengan kerumuman, serta mengalihkannya ke destinasi alam yang cenderung minim kontak fisik.
Maka dari itu dalam upaya pemulihan ekonomi, kementerian mendorong semua pihak bisa terlibat melahirkan terobosan-terobosan baru melalui saluran wisata olahraga.
"Kita mendorong berbagai terobosan-terobosan dalam rangka melahirkan kebijakan yang kondusif. Karena kita ketahui bahwa tren saat ini dalam mendukung kepariwisataan, kita masih mengandalkan pariwisata kuantitatif. Kita sekarang mulai berpikir ke kualitas," papar Kosmas. (ANT)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id