Berdasarkan data dari FPTI, Sabtu 13 April, Aspar sempat berhadapan dengan Long Chao dari Tiongkok sebelum menyabet medali perunggu. Dia baru memastikan diri naik podium tiga setelah mencatat waktu, 6.083 detik.
Untuk medali emas diraih Bassa Mawem dari Prancis yang menang duel dengan Vladislav Deulin dari Rusia. Saat itu, Bawem menorehkan waktu 5,656 detik berbanding 11,545 detik.
Klik: Marc Marquez Diapit Duo Yamaha pada FP2
Aspar menjelaskan, sejatinya dia menarget medali emas di Kejuaraan Dunia Panjat Tebing. Tapi, bisa naik podium ketiga sudah cukup lumayan karena belum pernah dia dapatkan juga. Terlebih lagi, Rusia selaku tuan rumah sangat berambisius untuk juara.
"Untuk seri World Cup di Eropa, ini medali pertama kali. Saya berharap bisa emas, tetapi saya senang bisa dapat perunggu karena saingannya sangat ketat untuk masuk
final. Tuan rumah saja menurunkan 15 atlet, jadi saingannya berat," kata Aspar.
Sementara itu, Indonesia gagal menyabet medali dari nomor
speed world record putri. "Spiderwoman" Aries Susanti Rahayu yang biasa menjadi tumpuan kalah dari Anouck Jaubert (Prancis) pada perempat final.
Klik: Konsisten di 10 Besar, Espargaro Puji Motor KTM
Adapun juara pertama untuk nomor speed world record putri dipegang oleh Song Yi Ling dari China. Sedangkan juara dua dan tiganya diraih Anouck Jaubert serta Iuliia Kaplina (Rusia).
Pelatih Pelatnas Pra-Olimpiade Panjat Tebing Indonesia, Hendra Basir, menargetkan anak asuhnya baik putra maupun putri untuk masuk empat besar dunia. Dari hasil di Moskow, artinya hanya Aspar saja yang mampu memenuhi target. Kendati demikian, Hendra tidak terlalu kecewa karena para atletnya masih berada di jalur yang benar.
"Secara peringkat, kita memang enggak masuk empat besar (putri). Tetapi untuk peringkat combined, Aries masih di peringkat dua di bawah Anouck. Jadi masih aman," tutup Hendra. (ANT)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News