Bertanding di Istora Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Minggu 24 Juli, Yordania kalah dari Selandia Baru dengan skor 75-83. Wesam mengungkapkan, dirinya mendapat teror mengerikan karena salah satu penggawa timnas Lebanon itu membawa senjata tajam
"Saya tidak tahu apa yang terjadi. Saya, asisten, pelatih kebugaran, mendapat serangan dari timnas Lebanon. Saya tidak tahu alasannya mengapa terjadi seperti itu. Bahkan satu di antara mereka memegang senjata tajam. Saya tidak tahu siapa nama orang itu," kata Wesam dalam konferensi pers usai laga melawan Selandia Baru.
Wesam tidak menjelaskan secara rinci penyebab insiden tersebut karena tidak tahu duduk masalahnya. Tapi, dia menegaskan tidak ingin memperpanjang persoalan karena dirinya cinta damai dan hanya ingin menjalankan tugas sebagai pelatih bola basket.
"Saya tidak akan memperpanjang kejadian tersebut. Kami sebagai Yordania tidak akan melakukan tindakan apa pun dan akan melihat sejauh mana kami menolelir kejadian tersebut," ujar Wesam.
"Terlepas apa pun informasi dan spekulasi di luar sana, itulah yang terjadi. Saya orang yang cinta damai dan hanya seorang profesional yang ingin bermain basket," tambahnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana FIBA Asia Cup 2022 Junas Miradiarsyah membenarkan konflik yang terjadi antara timnas bola basket Yordania dan Lebanon. Dia menjelaskan bahwa kericuhan itu terjadi di Hotel Fairmont atau tepatnya di lift salah satu lantai tempat penginapan seluruh tim peserta pada beberapa jam sebelum pertandingan perebutan tempat ketiga.
Menurut Junas, Insiden bermula dari tim Lebanon yang kembali ke hotel setelah menjalani latihan. Beberapa pemain langsung menuju ruang makan yang disediakan hotel, sedangkan satu pemain Lebanon menggunakan lift sendirian untuk naik menuju kamarnya.
Dalam perjalanan menuju kamar, lift berhenti di lantai yang dihuni tim Yordania dan dia pun langsung ditarik hingga terjadi kericuhan. Pemain Lebanon yang bersangkutan kemudian memberi tahu rekannya yang tengah makan di lantai dasar dan mereka semua bergegas naik menuju lantai tempat rekannya mendapat perlakuan tidak menyenangkan.
Dalam perjalanan menuju lantai tersebut, sejumlah pemain Lebanon kemudian bertemu delegasi Yordania dan terjadi kericuhan. Setelah itu, Panitia Pelaksana FIBA Asia Cup langsung berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk antisipasi dan penanganan kejadian tersebut.
"Benar ada kericuhan yang terjadi melibatkan tim Yordania dan Lebanon. Meski ini terjadi di luar lapangan, penanganan keamanan di lokasi sebagai LOC langsung mengambil langkah-langkah responsif dan antisipatif dengan berkoordinasi dengan pihak kepolisian demi menjadikan kondisi kembali kondusif. Sebagai LOC, kami juga melaporkan kejadian ini kepada FIBA," kata Junas
dalam keterangan tertulis seperti dilansir Antara, Minggu 24 Juli malam WIB.
Sekadar informasi, Lebanon dan Yordania memang sempat terlibat laga panas pada semifinal FIBA Asia Cup 2022 yang berlangsung sehari sebelumnya. Dalam laga yang dimenangkan Lebanon dengan skor 86-85 itu, wasit mengusir center Yordania Mohammad Shaher Hussein pada pertengahan kuarter kedua karena melakukan unsportmanlike foul disusul technical foul akibat terlibat perselisihan dengan guard Lebanon Sergio El Darwich. (ANT)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News